LUMAJANG, KOMPAS.com - Sinar matahari belum sepenuhnya menyibak tebalnya kabut di Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur.
Sepagi itu, deru kendaraan bermotor yang dikendarai Eri Eliyawati menembus tebalnya sisa material vulkanik Gunung Semeru di sekitar Sungai Regoyo.
Baca juga: Satpol PP Lumajang Copot Baliho Puan Maharani, Ini Penyebabnya
Sampai di bibir sungai, Eliyawati memarkir kendaraan karena motornya tak mampu lagi melewati jalan yang tertimbun material.
Dengan bertelanjang kaki, Eliyawati dan dua rekannya menyeberangi sungai demi sampai ke Dusun Sumberlangsep.
Di seberang sana, anak-anak didik mereka sudah menunggu penuh harap.
"Tiap dua hari sekali ketemuan di bibir sungai. Kalau setiap hari terlalu berat, apalagi anak-anak kan masih banyak yang trauma," tutur Eliyawati, seperti dilansir Surya, Kamis (6/1/2022).
Baca juga: Hujan Abu Vulkanik Tipis Terjadi Usai Gunung Semeru Kembali Luncurkan Awan Panas Guguran
Eliyawati adalah guru SDN Jugosari III di Lumajang, Jawa Timur.
Dia dan sejumlah guru lainnya membulatkan tekad mendatangi para anak didiknya yang terisolasi setelah dam di atas Sungai Regoyo terputus.
Dam itu adalah satu-satunya akses penghubung antardusun.
Jarak SDN Jugosari III ke Dusun Sumberlangsap hanya 3,5 meter, tetapi para guru itu harus melalui material vulkanik yang memadati Sungai Regoyo.
Mereka masih menghadapi ancaman jika hujan turun.
Sebab, Sungai Regoyo berpotensi kembali diterjang banjir lahar hujan.
Hal itu dilakukan demi memberikan ilmu pada siswa dan siswi yang sedikitnya berjumlah 42 anak di Desa Sumberlangsep.
Baca juga: Bupati Lumajang: Syuting Sinetron di Lokasi Bencana Semeru Tak Ada Izin
Eliyawati menjelaskan, tak ada pilihan lain bagi mereka.
Sinyal yang buruk di kawasan perbukitan membuat sistem pembelajaran daring mustahil dilaksanakan di wilayah itu.
Di sisi lain, siswa memang belum diizinkan pergi ke sekolah lantaran banjir lahar masih mengancam kapan saja.
"Karena sudah mulai ditangani secara darurat, akhirnya kami nekat mendatangi para murid," ungkapnya.
Baca juga: Detik-detik Evakuasi Kakek Suara dan Buang yang Terjebak Lahar Hujan Gunung Semeru
Salah seorang siswa bernama Adit (10) mengungkapkan kerinduannya untuk kembali ke sekolah.
Namun, lantaran kondisi belum memungkinkan, mereka pun terpaksa belajar dengan sistem pertemuan dua hari sekali dengan guru.
"Kemarin-kemarin enggak bisa sekolah, baru sekarang ketemu guru, tapi inginnya belajar di sekolah," kata dia.
Adi berharap akses dari dan menuju kampung tempat mereka tinggal bisa kembali normal.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Guru di Lumajang Terjang Material Erupsi Banjir Lahar Semeru Demi Tetap Mengajar 42 Murid Terisolir
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.