Kepala Dinsos Pemkab Pamekasan Moh. Tarsun membantah adanya pemotongan bantuan.
Jika ada pemotongan, kemungkinan dilakukan oleh internal komunitasnya.
"Tidak ada pemotongan kalau dari kami," terang Tarsun melalui telepon seluler.
Tarsun menambahkan, ada kemungkinan juga anggota komunitas sengaja mengaku tidak menerima agar bisa menerima bantuan lagi.
Hal itu sudah diverifikasi sendiri oleh BPK ke masing-masing komunitas bersama dengan Inspektorat Pemkab Pamekasan.
"Kalau soal data, akan kami perbaiki seusai rekomendasi BPK," ungkap mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan ini.
Baca juga: Perkara Mobil Sigap Tak Kunjung Tuntas, Mahasiswa dan Pemuda Segel Kejari Pamekasan
Hasil penelusuran Kompas.com ke beberapa anggota komunitas ojek dan becak, ditemukan bahwa banyak yang tidak menerima bantuan dan ada yang menerima tapi jumlahnya tak sesuai.
Masing-masing orang seharusnya menerima Rp 300.000 di kantor Dinsos Pamekasan.
"Bantuan saya dipotong Rp 100.000," kata Busrawiyanto, tukang becak yang biasa mangkal di perempatan Gadin Pamekasan asal Desa Nyalabu Laok.
Muhammad Jain, tukang ojek asal Desa Teja Barat, Kecamatan Pamekasan mengaku tidak pernah dapat bantuan.
Jain hanya dijanjikan untuk mendapatkan bansos, tapi sampai saat ini dirinya mengaku belum menerima.
"Saya hanya mengelus dada melihat teman-teman yang lain terima bantuan," terang Jain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.