Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

75.390 Lulusan Perguruan Tinggi di Sumenep Masih Jadi Pengangguran, Termasuk Lulusan Doktor

Kompas.com, 23 Oktober 2025, 10:39 WIB
Nur Khalis,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

SUMENEP, KOMPAS.com - Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Sumenep mencatat, hingga akhir 2024, terdapat 75.390 lulusan perguruan tinggi yang belum bekerja. Jumlah itu meliputi lulusan strata satu (S1), magister, dan doktor.

Angka tersebut naik signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 43.838 orang, dan menjadi yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Baca juga: Andra Soni Sebut Paradoks Banten: Punya Banyak Pabrik, tetapi Pengangguran Tinggi

Berdasarkan data Disnaker Sumenep, jumlah sarjana menganggur pada 2020 tercatat 36.427 orang, kemudian naik menjadi 42.084 pada 2021.

Pada tahun 2022, jumlah tersebut meningkat lagi menjadi 51.875 orang.

Angka tersebut sempat turun menjadi 43.838 orang pada 2023, lalu melonjak tajam menjadi 75.390 orang pada 2024.

Dari sisi pendidikan, jumlah sarjana yang belum bekerja jauh lebih besar dibandingkan lulusan diploma dan sekolah menengah kejuruan (SMK).

Pada 2024, hanya tercatat 10.116 lulusan diploma dan 17.419 lulusan SMK yang belum memiliki pekerjaan.

Baca juga: 1 Tahun Prabowo-Gibran, Pengangguran di Sumut Naik 0,38 Persen, Pakar Ungkap Penyebabnya

Kepala Disnaker Sumenep, Heru Santoso, menjelaskan, seluruh data tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep melalui mekanisme survei.

“BPS, Pak. Jadi kita ngambilnya dari BPS. Itu terlalu luas, melalui mekanisme survei. Kalau survei itu kan tidak bisa nama by name by address karena itu sampel,” kata Heru kepada Kompas.com, Kamis (23/10/2025).

Heru menambahkan, pihaknya tidak dapat menghitung secara mandiri jumlah pengangguran, namun terus berupaya menyiapkan tenaga kerja melalui berbagai pelatihan.

Pelatihan tersebut, jelas Herus, dibagi menjadi dua model, yaitu pelatihan yang diarahkan pada kebutuhan perusahaan dan pelatihan mandiri untuk mendorong wirausaha.

Menurut Heru, pelatihan berbasis kebutuhan perusahaan antara lain mencakup pelatihan satpam serta program pemagangan di hotel yang pernah dilakukan Disnaker.

"Kami pernah pelatihan satpam, pemagangan di hotel juga pernah," ungkap Heru.

Baca juga: Nasib Warga Cikande, Terpapar Radiasi Cs-137, Kini Jadi Pengangguran

Sementara itu, untuk pelatihan mandiri, difokuskan agar peserta mampu membuka usaha sendiri, bahkan bisa melibatkan keluarga dan lingkungan sekitar untuk menciptakan lapangan kerja bersama.

Heru menyebutkan, beberapa program pelatihan Disnaker dilaksanakan dengan menggandeng pihak swasta.

Halaman:


Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau