SIDOARJO, KOMPAS.com - Bangunan yang semula berdiri tiga lantai kini berubah rata menjadi tanah. Menyisakan betonan dan puing-puing bangunan yang tersisa.
Bangunan itu berada di asrama putra Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny yang mendadak ambruk saat para santri melaksanakan shalat ashar pada Senin (29/9/2025) lalu.
Sebagian santri tertimbun di bawah runtuhan. Sementara itu, santri lainnya lari sebelum puing-puing itu menelan tanpa ampun.
Baca juga: Tim DVI Tetap Identifikasi DNA Korban Meninggal Ponpes Al Khoziny Siang-Malam
Total sembilan hari petugas SAR gabungan bekerja keras untuk menolong mereka yang masih bernyawa. Tiga hari setelahnya, SAR tak menemukan tanda-tanda adanya kehidupan.
Orangtua korban bersama petugas stakeholders terkait sepakat untuk melanjutkan pengangkatan bangunan menggunakan alat berat agar korban yang tertimbun dapat dievakuasi.
Bagian mimbar dan imam mushala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Selasa (7/10/2025)Dua ekskavator dan satu crane masih diparkir di atas runtuhan. Dua alat berat ini enam hari sebelumnya dikerahkan untuk mengangkat puing bangunan.
Adapun bangunan-bangunan di sebelahnya sebagian sisinya ikut hancur, terutama di sisi kiri yang terhubung dengan bangunan utama ambruk.
Bagian mimbar mushala yang terbuat dari kayu masih utuh. Tergelantung tasbih dan Al Quran di samping posisi imam yang sudah berdebu.
Tak ada lagi para santri yang berlalu lalang menggunakan baju koko, sarung dan songkoknya masuk ke mushala untuk ibadah dan ke kelas untuk mengaji.
Baca juga: Pencarian Korban Tragedi Al Khoziny Resmi Ditutup, Total 67 Korban Jiwa Ditemukan
Baju koko putih yang semula dijemur di depan kamar asrama tampak jatuh ke puing bangunan.
Gantungan baju berwarna merah jambu masih tergantung di depan kamar asrama para santri.
Sebuah songkok hitam juga tampak tergeletak di atas keran air wudhu. Songkok itu sepertinya sengaja dilepas pemiliknya agar tak ikut terbasuh saat kejadian.
Bau anyir darah masih menyeruak di hidung meski petugas telah menyemprotkan cairan penetral. Beberapa titik yang menjadi lokasi penemuan jenazah terlihat ditimpa serbuk tanah.
Bangunan yang ambruk sepekan lalu telah menghantam total 67 korban dengan delapan bagian tubuh. Sebanyak 17 diantaranya sudah teridentifikasi, sisanya masih diproses tim DVI.
Proses pencarian dan pertolongan korban mushala Ponpes Al Khoziny yang ambruk telah resmi ditutup oleh Basarnas. Total 171 korban terevakuasi, 104 orang dinyatakan selamat.
“Apa yang kita tutup hari ini proses pencarian dan pertolongan. Nanti akan ditindaklanjuti disupervisi langsung oleh BNPB,” kata Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, Selasa (6/10/2025).
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang