MAGETAN, KOMPAS.com - Kenikmatan udara sejuk di Telaga Sarangan, Magetan, Jawa Timur, dengan pemandangan danau yang memesona di kaki Gunung Lawu, seketika terganggu.
Tiba-tiba, suasana tenang berubah jadi ramai karena cekcok antara pengunjung dan pemilik warung.
Sebuah video berdurasi 58 detik yang menyebar di media sosial mencuri perhatian.
Dalam video terlihat, seorang pengunjung berbaju merah muda bersitegang dengan pemilik warung di sisi telaga.
Masalah bermula saat pengunjung membeli nasi pecel dari pedagang keliling yang biasa mondar-mandir di tepi telaga.
Baca juga: Menikmati Sate Kelinci di Pinggir Telaga Sarangan
Pemilik warung, dengan nada tegas, menegur karena pedagang itu berhenti melayani pembeli.
“Ini peraturan, pedagang keliling nggak boleh berhenti!” ujar ibu pemilik warung, yang juga mengaku mengusir pedagang tersebut setelah melayani pembeli.
Si pengunjung berbaju merah muda itu ternyata tak tinggal diam.
“Dia berhenti karena melayani kami!” bantahnya, membela pedagang nasi pecel.
Suasana pun memanas. Pemilik warung bersikukuh bahwa keberadaan pedagang keliling mengganggu usaha warungnya. “Kasihan yang buka warung,” kata dia ketus.
Menanggapi video viral ini, Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Magetan, Eka Radit, memberikan penjelasan menarik.
Ternyata, Telaga Sarangan bukan hanya destinasi wisata, tapi juga rumah bagi sekitar 4.000 pelaku usaha—mulai dari tukang perahu, penunggang kuda, tukang foto, hingga pedagang sate dan nasi pecel keliling.
Baca juga: Viral, Video Wisatawan Keluhkan Harga Makanan di Telaga Sarangan, Dinas Turun Tangan
Namun, soal “aturan” yang melarang pedagang keliling berhenti? Eka menegaskan bahwa tidak ada aturan resmi dari pemerintah daerah terkait hal ini.
“Sarangan itu menyatu dengan permukiman. Banyak kelompok usaha di sini, dan nggak semuanya diatur secara formal. Banyak yang berdasarkan kesepakatan bersama,” ujar Eka melalui sambungan telepon, Sabtu (2/8/2025).
Artinya, “peraturan” yang disebut pemilik warung kemungkinan besar adalah kesepakatan tak tertulis di antara pelaku usaha lokal untuk menjaga keseimbangan rezeki.
Di balik keriuhan ini, Telaga Sarangan tetap memikat dengan pesonanya. Danau alami seluas 30 hektar yang terletak di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut itu, menawarkan udara sejuk 15-20 derajat Celsius.
Lokasi ini juga terkenal dengan pemandangan Gunung Lawu, dan beragam aktivitas seru seperti naik perahu atau berkuda.
Baca juga: Telaga Sarangan, Tempat Wisata di Magetan yang Berbalut Mitos dan Legenda
Belum lagi kulinernya yang menggoda, termasuk sate kelinci dan nasi pecel yang jadi favorit pengunjung.
Pedagang keliling seperti penjual nasi pecel ini memang jadi bagian dari daya tarik Sarangan, memberikan kemudahan bagi wisatawan yang ingin jajan tanpa harus mampir ke warung.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang