Salin Artikel

Darurat Sampah, Pemkot Madiun Gelar Upacara Hari Jadi di TPA yang Sudah Penuh

Peringatan Hari Jadi di gunung sampah ini untuk mengingatkan adanya persoalan darurat sampah yang harus diselesaikan di Kota Madiun.

Wali Kota Madiun, Maidi menyatakan, Peringatan Hari Jadi Ke-107 ini sengaja digelar di gunung sampah lantaran TPA yang berada di Kelurahan Winongo sudah penuh.

“Harus saya ubah. Ini darurat. Sesuai dengan surat kepala dinas LH, bahwa TPA dalam kondisi darurat karena sudah penuh,” kata Maidi.

Untuk itu, kata Maidi, peringatan hari jadi harus menjadi waktu yang tepat menyelesaikan persoalan lingkungan secara konkret yang terjadi masyarakat.

Persoalan itu di antaranya TPA yang sudah penuh hingga menggunung setinggi 20 meter.

“Kita ulang tahun bukan untuk hura-hura, tapi menyemangati untuk menyelesaikan masalah (sampah). Masalah ini dari masyarakat, untuk masyarakat, dan kita selesaikan bersama,” ujar Maidi.

Ia mengatakan, berdasarkan sambutan menteri lingkungan hidup pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia, TPA yang ada di Indonesia tahun 2028 akan penuh.

Untuk itu, agar tidak menjadi persoalan ke depan, masalah TPA sampah yang penuh harus diselesaikan.

Mantan Sekda Kota Madiun itu menargetkan, tahun 2027 daerahnya sudah menjadi zero sampahnya.

Tak hanya itu, TPA yang sampahnya sudah menggunung akan ditutup untuk dijadikan tempat wisata lingkungan.

“Saya akan jadikan gunung sampah menjadi wisata edukatif, lengkap dengan kawasan petik buah, dan ruang terbuka hijau. Nanti gunung sampah akan dijadikan Piramida Giza,” kata Maidi.

Ia menargetkan, pembangunan gunung sampah menjadi Piramida Giza akan selesai tahun depan.

Bagi Maidi, bila mencari TPA baru seluas enam hektar maka akan mengeluarkan anggaran yang sangat besar, yakni senilai Rp 110 miliar.

Untuk itu, ia lebih memilih mengoptimalkan pembangunan TPS dibeberapa titik yang dilengkapi dengan mesin pengolah sampah.

“Pasti akan banyak pertanyaan, sampah baru dibawa ke mana setelah TPA ditutup. TPS akan dibangun menjadi lebih besar. Nanti akan ada mesin pemusnah sampah, sehingga tidak perlu dibawa ke TPA lagi,” tutur Maidi.

Ia mengatakan, pengelolaan sampah yang optimal di TPS juga akan mendukung berkembangnya pariwisata di Kota Madiun.

Sebab, truk sampah yang biasa mengangkut sampah dari TPS ke TPA tak akan lagi melewati tempat-tempat wisata yang ramai dikunjungi warga.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/06/20/170040278/darurat-sampah-pemkot-madiun-gelar-upacara-hari-jadi-di-tpa-yang-sudah

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com