Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terapi Demensia Panti Lansia, dari Menyulam hingga Bermain Catur

Kompas.com, 27 September 2024, 06:53 WIB
Achmad Faizal,
Andi Hartik

Tim Redaksi

PASURUAN, KOMPAS.com - Usai santap sore, Rabu (25/9/2024), Mbah Marmina (70) dan Mbah Seno (74) bersantai di ruang tamu wisma. Mbah Marmina di wisma Teratai, sedangka Mbah Seno di Wisma seruni. Jarak antara kedua wisma tersebut hanya sekitar 15 meter.

Kedua lansia tersebut adalah penghuni wisma kategori Mandiri di Unit Pelaksana Teknis (UPT)  Pelayanan Sosial Tresna Werdha di Desa Sumber Gedang, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Kategori mandiri karena keduanya masih bisa beraktivitas dan relatif dapat berkomunikasi dengan baik. Di luar kategori mandiri, di panti tersebut juga ada kategori semi pelayanan, dan kategori pelayanan penuh untuk lansia yang sudah tidak dapat beraktivitas.

Baca juga: Lansia Dianiaya Tetangga, Mulut Dimasukkan Pasir, Tangan dan Kaki Diikat

Mbah Seno dan Mbah Marmina adalah 2 dari 70 lansia di panti tersebut yang menderita demensia. Mbah Marmina bahkan tidak mengenali perawat yang hampir setiap hari memeriksa kesehatannya.

"Mboten kenal (tidak kenal)," katanya saat perawat Novita Maharani menanyakan siapa dirinya kepada Mbah Marminah.

Baca juga: Geliat Pejuang Kemanusiaan di Belakang Pasar Loak Pare Kediri

Sama dengan Mbah Seno, warga Kediri itu bahkan sudah lupa bahwa dirinya baru saja makan. "Dereng (belum)," katanya saat ditanya apakah sudah santap sore.

Pada panti di bawah kendali Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur tersebut ada 165 penghuni lansia. Sebagian besar mereka mengalami demensia atau kepikunan.

Bertha Malda Wisudaratri seorang pekerja sosial dan Novita Maharani seorang perawat adalah petugas yang setiap hari merawat para lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha.

Manurut Bertha, demensia adalah gejala penurunan fungsi otak bagi lansia. Karena itu, sebagai upaya terapi, pihaknya banyak memberikan aktivitas yang merangsang otak kembali aktif bekerja pada lansia.

"Kami beri banyak aktivitas keterampilan yang memacu kerja otak seperti menjahit, menyulam, dan merajut kain," katanya.

Di waktu senggang, para lansia pria juga diajak untuk bermain puzzle dan catur, karena permainan catur dan puzzle dipercaya efektif merangsang kerja otak.

"Kalau main catur bisa ramai, karena penontonnya juga ikut mikir," jelasnya.

Selain itu, sebagai aktivitas rutin setiap pagi, juga digelar senam jari lansia yang ringan namun disebut efektif untuk mencegah demensia.

Merawat lansia dengan demensia menurut Novita Maharani harus dengan kesabaran. Karena kepikunan juga bisa membuat keonaran di dalam wisma.

"Kasus paling sering, keonaran disebabkan saling tuduh mencuri barang. Padahal karena lupa meletakkan barang," ucap Novita.

Halaman:


Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau