Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jukir Liar di KBS Bikin Wali Kota Surabaya Berang, Dishub: Bisa sampai 40 Orang Sehari

Kompas.com, 12 Juli 2024, 21:24 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya Tundjung Iswandaru merespons kemarahan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kepada anggotanya lantaran menemukan joki juru parkir (jukir) liar di sekitar Kebun Binatang Surabaya (KBS).

Tundjung membenarkan bahwa petugas kerap menemukan adanya joki jukir liar di lokasi tersebut.

Baca juga: Wali Kota Surabaya Semprot Jukir Liar Pasang Tarif Rp 35.000 di KBS: Bikin Malu Surabaya

"Joki yang biasa di KBS cegatin orang terus dikawal naik motor sampai masuk ke dalam mobil. untuk ditunjukkan tempat parkirnya gitu," kata Tundjung, saat dikonfirmasi melalui telepon, Jumat (12/7/2024).

Mereka biasanya langsung mendatangi wisatawan yang membawa mobil dan menggiring kendaraan untuk parkir di tempat lain

"Kalau parkir (mobil resmi KBS) di Joyoboyo, dia (joki jukir liar) menunjukan (parkiran) di Jalan Ciliwung dan Jalan Cisadane. Terus setelah mobil parkir ditinggal pergi sama dia," kata dia.

Baca juga: Dishub Surabaya Tangkap 5 Jukir Liar di Wisata Kota Lama

Tundjung mengungkapkan, para joki jukir liar yang beroperasi di KBS tersebut jumlahnya sangat banyak. Mereka biasa menjalankan aksinya saat memasuki waktu libur sekolah.

"Dia bolak-balik (beraksi), khususnya biasanya kalau hari ramai liburan sekolah atau hari Minggu. Mereka kan banyak bisa 20, 30 sampai 40 orang, itu bergantian sehari," jelasnya.

Tundjung mengklaim, pihak dinas pernah menangkap sejumlah joki tersebut dan mengenakan tindak pidana ringan (Tipiring). Namun, mereka masih tetap beraksi saat KBS ramai pengunjung.

Dishub pun mengklaim sudah bekerja sama dengan aparat terkait seperti Satpol PP dan Polrestabes untuk melakukan penertiban.

Selanjutnya, Tundjung bakal memerintahkan anggotanya untuk memperketat penjagaan di sekitar KBS agar wisatawan tak menjadi korban.

Baca juga: Dishub Surabaya Tangkap 5 Jukir Liar di Wisata Kota Lama

"Tentu akan meningkatkan intensitas patroli atau penjagaan, lebih diawasi personel yang menjaga. Karena kalau lengah sedikit joki bisa masuk, kadang ada personel juga dia masuk," ucapnya.

Selain itu, Tundjung juga tengah mencari anggotanya yang diduga bekerja sama dengan joki jukir liar tersebut. Dia berjanji akan langsung menindak tegas jika ditemukan pelanggaran.

"Kami akan liat juga siapa (anggota Dishub Surabaya yang bermain, siapa? Kami juga liat kalau ada petugas kami terlibat (joki jukir liar) akan kami tindak," katanya.

Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mendapatkan laporan dari seorang wisatawan yang berasal dari Lamongan yang mengaku dimintai tarif parkir tinggi oleh jukir liar di KBS.

"Setelah baca DM (direct message) itu, saya langsung turun ke lapangan. Ternyata pas ada orang (joki jukir liar) di sana, saya berhenti orangnya ngajak berdebat," kata Eri di Balai Kota Surabaya.

"Saya (tanya) berapa bayarnya? (Dijawab) Rp 35.000. Saya bilang gak ngene (enggak begini), ngisin-ngisini Surabaya," tambahnya.

Eri juga menginstruksikan Dishub Surabaya mengevaluasi anggotanya yang diduga membiarkan keberadaan jukir liar tersebut.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau