Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Ekstrem, Petani Padi di Kediri Diminta Waspadai Hama Wereng

Kompas.com - 07/03/2024, 16:08 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Andi Hartik

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, meminta para petani padi di wilayahnya mewaspadai serangan hama wereng batang coklat (WBC).

Itu sebagai antisipasi musim tanam padi yang bertepatan dengan kondisi cuaca ekstrem.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri M Ridwan mengatakan, serangan WBC itu jika tidak diantisipasi akan berdampak pada kegagalan panen.

“Jika tidak diantisipasi petani bisa merugi dan juga akan berpengaruh pada ketersediaan stok beras nasional,” ujar Ridwan dihubungi Kompas.com, Kamis (7/3/2024).

Baca juga: 72 Hektar Tanaman Padi Siap Panen di Magetan Terendam Banjir

Ridwan menambahkan, keberadaan hama WBC dalam kadar tertentu akan turut membantu rantai makanan di alam. Namun, populasi wereng dalam jumlah besar bisa merugikan.

Apalagi, di Kediri hewan yang menyerang batang padi hingga membuat rusaknya bakal bulir padi itu termasuk endemik karena sifat lahan di Kediri cenderung lembab.

Baca juga: Kisah Petani di Semarang, Terpaksa Menjadi Buruh Bangunan karena Padi Dibeli Murah

Ditambah lagi kondisi pertanian di Kediri yang menurutnya sempat mengalami keterlambatan masa panen yang diakibatkan oleh el nino. Sehingga kewaspadaan itu harus disuarakan.

Pihaknya telah menerjunkan para petugasnya maupun para penyuluh lapangan untuk mensosialisasikannya di tingkat petani.

"Sehingga petani bisa tahu bagaimana penanganan yang tepat. Misalnya kapan dan bagaimana cara penyemprotan untuk pencegahannya,” lanjutnya.

Pihaknya juga mengembangkan obat alami agen hayati untuk obat pengendalian tanaman dalam upaya pencegahan itu. Penggunaan obat itu relatif aman daripada bahan kimia.

"Tapi kadang petani pengennya instan, obat yang bisa langsung kelihatan hasilnya padahal itu adalah obat kimia yang kurang begitu baik,” lanjutnya.

Panen raya mundur

Adapun masa panen raya padi di Kota Kediri mundur mengikuti cuaca. Masa panen diprediksi akan terjadi pada akhir bulan ini dan puncaknya akan berlangsung pada bulan April.

"April nanti baru panen raya. Kita mundur. Tapi kondisi ini relatif sama terjadi di berbagai wilayah,” lanjutnya.

Sedangkan jumlah produksi padi, DKPP Kota Kediri mencatat pada tahun 2023 lalu terdapat sekitar 10.000 ton dari lahan 1.383 hektar. Padi merupakan salah satu dari empat komoditas utama pertanian Kediri dengan yang utama adalah komoditas tebu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Alasan Polisi Hentikan Penyidikan Kasus Kecelakaan Moge di Probolinggo

Alasan Polisi Hentikan Penyidikan Kasus Kecelakaan Moge di Probolinggo

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Cerita Relawan Tagana Sahrul Mustofa, Mengabdi untuk Kemanusiaan Jadi Panggilan Jiwa

Cerita Relawan Tagana Sahrul Mustofa, Mengabdi untuk Kemanusiaan Jadi Panggilan Jiwa

Surabaya
Usai Nyabu, Sopir Truk Nyaris Tabrak Polisi Saat Dihentikan di Sidoarjo

Usai Nyabu, Sopir Truk Nyaris Tabrak Polisi Saat Dihentikan di Sidoarjo

Surabaya
10.000 Jemaat Ikuti Misa di Katedral Surabaya, Pesan Mewartakan Kebenaran

10.000 Jemaat Ikuti Misa di Katedral Surabaya, Pesan Mewartakan Kebenaran

Surabaya
5 Partai di Magetan Berkoalisi Usung Cabup-Cawabup di Pilkada 2024

5 Partai di Magetan Berkoalisi Usung Cabup-Cawabup di Pilkada 2024

Surabaya
Desa di Sumenep Beri Makan Lansia Tiap Hari, Sebagian Langsung Disuapi

Desa di Sumenep Beri Makan Lansia Tiap Hari, Sebagian Langsung Disuapi

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Surabaya
Gelapkan Barang Pelanggan, 3 Karyawan Perusahaan Ekspedisi di Situbondo Ditangkap

Gelapkan Barang Pelanggan, 3 Karyawan Perusahaan Ekspedisi di Situbondo Ditangkap

Surabaya
Wanita di Ngawi Meninggal Usai Cabut Gigi, Dinkes Periksa Dokter yang Menangani

Wanita di Ngawi Meninggal Usai Cabut Gigi, Dinkes Periksa Dokter yang Menangani

Surabaya
2.651 Jemaah Haji Asal Surabaya Divaksinasi Meningitis

2.651 Jemaah Haji Asal Surabaya Divaksinasi Meningitis

Surabaya
Pengangkut Sampah di Kota Malang Jadi Korban Tabrak Lari

Pengangkut Sampah di Kota Malang Jadi Korban Tabrak Lari

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com