JOMBANG, KOMPAS.com - Ratusan santri di Pondok Pesantren Madrasatul Qur'an Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, menggunakan hak pilihnya di TPS khusus yang disediakan di lingkungan pesantren, Rabu (14/2/2024).
Pada Pemilu 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jombang memfasilitasi para santri MQ Tebuireng agar tetap bisa mencoblos tanpa harus pulang ke daerah masing masing.
Baca juga: Cerita Warga Semarang Dapat Serangan Fajar Sebelum ke TPS
Di pesantren tersebut, dibuka tiga TPS khusus, yaitu TPS 901 dengan jumlah 200 pemilih, TPS 902 dengan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) 190 pemilih, dan TPS 903 dengan jumlah DPT 197 pemilih.
Baca juga: TPS Unik di Pamulang Tangsel Bertema Pejuang Demokrasi, Ada Photobooth dan Suvenir
Berdasarkan DPT, pemilih mayoritas berasal dari luar Jawa Timur, sehingga sebagian besar hanya bisa menggunakan hak pilihnya untuk memilih presiden atau hanya mendapatkan satu surat suara.
Pelaksanaan coblosan di Pesantren MQ Tebuireng disambut antuasias para santri yang didominasi kalangan pemilih pemula.
Pantauan Kompas.com, tidak terjadi antrean di TPS. Namun, para pemilih terus menerus datang secara bergiliran menuju TPS masing-masing.
Ichsanuddin, salah santri, mengungkapkan, Pemilu kali ini merupakan pertama kali dirinya ikut mencoblos.
Dia mengaku senang karena tetap bisa menggunakan hak pilihnya meski tidak pulang ke kampung halaman.
"Alhamdulillah, senang karena bisa memilih. Enggak apa-apa meskipun hanya dapat dua surat suara," kata Ichsanuddin kepada Kompas.com di Pesantren MQ Tebuireng.
Sebagai santri yang berasal dari Madiun, dia hanya bisa menggunakan hak pilihnya untuk presiden dan wakil presiden, serta memilih calon anggota DPD.
Santri lainnya, Kholdanuddin Annaufi mengatakan, dirinya antusias untuk datang ke TPS dan ikut mencoblos karena telah memiliki pilihan.
"Ini yang pertama kali (mencoblos), senang juga. Tadi tidak bingung karena sudah ada pilihan," ujar santri asal Surabaya tersebut.
Sementara, Muhammad Nabil Aditya mengungkapkan, dirinya sempat bingung saat memilih calon anggota DPD di Jatim.
Sebagai pemilih pemula, dia mengaku tidak mengetahui siapa saja calon anggota DPD maupun profil dan sosok masing-masing.
"Bingung, enggak tahu mau milih siapa. Waktu mau milih DPD, enggak tahu siapa orangnya, enggak tahu visi misinya," kata santri asal Lamongan tersebut.
Sebagai informasi, pesantren dengan basis santri penghafal Al Quran ini memang tidak meliburkan santrinya.
Untuk itu, pihak pengasuh dan pengurus pesantren mengusulkan dibukanya TPS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.