Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekelompok Orang Masuk Kampus Usai Guru Besar Unair Menyatakan Sikap

Kompas.com - 05/02/2024, 16:54 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Puluhan orang mendatangi Kampus B, Universitas Airlangga (Unair), untuk menyatakan sikap berbeda setelah sejumlah guru besar, alumni, dan mahasiswa mendeklarasikan penolakan praktik pelemahan demokrasi, Senin (5/2/2024).

Berdasarkan pantauan Kompas.com, puluhan orang yang tidak menggunakan jas almamater tersebut tampak datang dengan berjalan sembari membawa spanduk di depan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).

Adapun sejumlah akademisi Unair baru saja selesai membacakan pernyataan sikap di depan para mahasiswa.

Baca juga: Guru Besar dan Alumni Unair Kecam Segala Praktik Pelemahan Demokrasi

 

Sejumlah pemuda itu membawa spanduk yang salah satunya dengan tulisan huruf besar berbunyi "Sabda Airlangga, Ksatria Muda Airlangga, Ksatria Airlangga Anti Perpecahan".

Sementara itu, koordinator aksi Sabda Airlangga, Asadur Rahman Muhammad (Gus Asad), mengatakan, gerakan puluhan orang tersebut sesuai dengan tujuan Rektor Unair Prof Nasih.

"Kami netral (tidak membela salah satu capres), sesuai dengan napas perjuangan dan mandat dari Pak Rektor Prof Nasih," kata Gus Asad kepada awak media.

Gus Asad mengungkapkan, aksinya tersebut tidak berhubungan dengan agenda pernyataan sikap yang dilakukan oleh para guru besar, yang beberapa saat sebelumnya disampaikan.

Namun, Gus Asad menyinggung salah satu poin pernyataan sikap dari sivitas akademika tersebut, yakni terkait intimidasi yang diterima para akademisi usai menyampaikan aspirasi.

"Kalau soal intimidasi demokrasi dari deklarasi sebelumnya, saya mau sampaikan kepada teman-teman, ini ada penggiringan opini yang tidak baik untuk salah satu paslon (pasangan calon)," jelasnya.

"Saya sampaikan ini tidak benar. Anda lihat internet, paslon mana yang menggiring sivitas akademika universitas untuk (membuat) kesan intimidasi, tidak ada intimidasi di sini," tambah Gus Asad.

Lebih lanjut, Gus Asad mengoreksi pernyataannya terkait dengan keingginan Rektor Unair. Dia beralasan bahwa aksi tersebut untuk memperjuangkan semangat Nasih.

"Saya tidak bilang Pak Rektor merestui (aksi) atau tidak, tapi saya memperjuangkan semangat kami, memperjuangkan semangat Pak Rektor untuk menjaga independensi dan soal Pemilu bersih," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Guru Besar Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIP) Unair Prof. Hotman Siahaan membacakan pernyataan sikap yang disusun sejumlah sivitas akademika.

"(Pertama) Mengecam segala bentuk praktik pelemahan demokrasi. Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan harus merawat prinsip etika republik dengan tidak menyalahgunakan kekuasaan," kata Hotman, di depan mahasiswa.

"(Lalu) menggunakan fasilitas dan alat negara untuk kepentingan kelompok tertentu, maupun berpihak dalam politik elektoral dan menghentikan segala praktik pelanggengan politik kekeluargaan," tambahnya.

Kemudian, Hotman menyebutkan, pihaknya mendesak presiden dan aparatur negara lainnya untuk menghormati kemerdekaan hak sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya bagi setiap warga.

Baca juga: Soal Debat Cawapres, Pakar Komunikasi Politik Unair: Terlihat Mana yang Matang dan Belum

Selanjutnya, kata Hotman, pemerintah diminta untuk menggelar Pemilu dengan berlandaskan asas langsung, umum, bebas, rahasia (luber), jujur dan adil (jurdil), serta tanpa adanya praktik politik uang.

Terakhir, Hotman dalam pernyataan sikapnya menyinggung perihal tekanan yang diterima oleh para akademisi. Hal itu diduga dialami setelah memberikan kritik kepada pemerintahan sekarang.

"Mengecam segala bentuk intervensi dan intimidasi terhadap kebebasan mimbar akademik. Perguruan tinggi harus senantiasa menjaga marwah, rasionalitas, dan kritisisme demi tegaknya republik," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com