Salin Artikel

Sekelompok Orang Masuk Kampus Usai Guru Besar Unair Menyatakan Sikap

Berdasarkan pantauan Kompas.com, puluhan orang yang tidak menggunakan jas almamater tersebut tampak datang dengan berjalan sembari membawa spanduk di depan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).

Adapun sejumlah akademisi Unair baru saja selesai membacakan pernyataan sikap di depan para mahasiswa.

Sejumlah pemuda itu membawa spanduk yang salah satunya dengan tulisan huruf besar berbunyi "Sabda Airlangga, Ksatria Muda Airlangga, Ksatria Airlangga Anti Perpecahan".

Sementara itu, koordinator aksi Sabda Airlangga, Asadur Rahman Muhammad (Gus Asad), mengatakan, gerakan puluhan orang tersebut sesuai dengan tujuan Rektor Unair Prof Nasih.

"Kami netral (tidak membela salah satu capres), sesuai dengan napas perjuangan dan mandat dari Pak Rektor Prof Nasih," kata Gus Asad kepada awak media.

Gus Asad mengungkapkan, aksinya tersebut tidak berhubungan dengan agenda pernyataan sikap yang dilakukan oleh para guru besar, yang beberapa saat sebelumnya disampaikan.

Namun, Gus Asad menyinggung salah satu poin pernyataan sikap dari sivitas akademika tersebut, yakni terkait intimidasi yang diterima para akademisi usai menyampaikan aspirasi.

"Kalau soal intimidasi demokrasi dari deklarasi sebelumnya, saya mau sampaikan kepada teman-teman, ini ada penggiringan opini yang tidak baik untuk salah satu paslon (pasangan calon)," jelasnya.

"Saya sampaikan ini tidak benar. Anda lihat internet, paslon mana yang menggiring sivitas akademika universitas untuk (membuat) kesan intimidasi, tidak ada intimidasi di sini," tambah Gus Asad.

Lebih lanjut, Gus Asad mengoreksi pernyataannya terkait dengan keingginan Rektor Unair. Dia beralasan bahwa aksi tersebut untuk memperjuangkan semangat Nasih.

"Saya tidak bilang Pak Rektor merestui (aksi) atau tidak, tapi saya memperjuangkan semangat kami, memperjuangkan semangat Pak Rektor untuk menjaga independensi dan soal Pemilu bersih," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Guru Besar Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIP) Unair Prof. Hotman Siahaan membacakan pernyataan sikap yang disusun sejumlah sivitas akademika.

"(Pertama) Mengecam segala bentuk praktik pelemahan demokrasi. Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan harus merawat prinsip etika republik dengan tidak menyalahgunakan kekuasaan," kata Hotman, di depan mahasiswa.

"(Lalu) menggunakan fasilitas dan alat negara untuk kepentingan kelompok tertentu, maupun berpihak dalam politik elektoral dan menghentikan segala praktik pelanggengan politik kekeluargaan," tambahnya.

Kemudian, Hotman menyebutkan, pihaknya mendesak presiden dan aparatur negara lainnya untuk menghormati kemerdekaan hak sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya bagi setiap warga.

Selanjutnya, kata Hotman, pemerintah diminta untuk menggelar Pemilu dengan berlandaskan asas langsung, umum, bebas, rahasia (luber), jujur dan adil (jurdil), serta tanpa adanya praktik politik uang.

Terakhir, Hotman dalam pernyataan sikapnya menyinggung perihal tekanan yang diterima oleh para akademisi. Hal itu diduga dialami setelah memberikan kritik kepada pemerintahan sekarang.

"Mengecam segala bentuk intervensi dan intimidasi terhadap kebebasan mimbar akademik. Perguruan tinggi harus senantiasa menjaga marwah, rasionalitas, dan kritisisme demi tegaknya republik," ujarnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/02/05/165427878/sekelompok-orang-masuk-kampus-usai-guru-besar-unair-menyatakan-sikap

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com