JOMBANG, KOMPAS.com - Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti mengungkapkan, sebagian peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terdeteksi menderita diabetes dan hipertensi.
Hal itu disampaikan Ghufron saat peluncuran Program Pesiar (Petakan, Sisir, Advokasi dan Registrasi) di Desa Losari, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Rabu (30/8/2023).
Baca juga: Percepat Proses Warga Daftar JKN, Kemendesa PDTT Bersama BPJS Kesehatan Hadirkan Program Pesiar
Dia menuturkan, sebagian pemegang kartu BPJS Kesehatan, terdeteksi menderita diabetes. Kemudian, sebanyak 33 persen dari peserta program JKN, terdeteksi menderita hipertensi.
“Yang gula (Diabetes) itu cukup tinggi, kemudian hipertensi. Hipertensi di Jawa Timur dan nasional, itu 33 persen. Artinya kalau di sini yang hadir 500 atau 600 orang, itu yang 200 orang menderita hipertensi,” kata Ghufron, dalam sambutannya saat launching Program Pesiar di Jombang, Rabu (30/8/2023).
Namun, lanjut Ghufron, banyak dari para penderita hipertensi tidak menyadari bahwa dirinya terindikasi menderita hipertensi. Ketidaktahuan itu kemudian membuat penderita hipertensi tidak memperhatikan pola makan yang sehat.
Baca juga: Sampai Ratas 2 Kali dengan Presiden Bahas Polusi Udara, Menkes: Belanja BPJS Pasti Naik
“Bisa dicek bagi yang tidak percaya. Dan yang menarik, banyak yang tidak tahu kalau terkena hipertensi. Jadi ya, makan durian, makan sate, makan makanan berlemak, pantang menyerah, lah. Ya, karena tidak tahu,” ujar dia.
Ghufron menyatakan, para peserta program JKN atau pemegang Kartu BPJS Kesehatan dipastikan mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal, apa pun jenis penyakit yang diderita.
Karena itu dia berharap agar masyarakat yang belum terdaftar sebagai peserta program JKN, segera mendaftarkan diri agar pembiayaan pelayanan kesehatannya bisa dicover BPJS Kesehatan.
Sementara itu, untuk meningkatkan jumlah kepesertaan program JKN, BPJS Kesehatan berkolaborasi dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).
Ghufron mengungkapkan, jumlah peserta program JKN atau pemegang kartu BPJS Kesehatan secara nasional mencapai hampir 260 juta orang atau setara 93 persen dari populasi penduduk Indonesia.
Jumlah kepesertaan BPJS Kesehatan ditarget meningkat menjadi 95 persen pada akhir tahun ini, lalu meningkat hingga mencapai 98 persen pada 2024.
Ghufron menjelaskan, untuk mewujudkan target 98 persen dari populasi penduduk tercover dalam kepesertaan program JKN, BPJS Kesehatan meluncurkan program ‘Pesiar’, akronim dari Petakan, Sisir, Advokasi dan Registrasi.
Program Pesiar, jelas dia, merupakan program untuk mengakselerasi proses rekrutmen peserta dan meningkatkan keterlibatan aktif dalam pelaksanaan program JKN.
Dalam pelaksanaannya, BPJS Kesehatan dibantu relawan atau agen Pesiar yang dibentuk Pemerintah Desa untuk melakukan pemetaan di desa, serta menyisir warga yang belum terdaftar dalam kepesertaan BPJS Kesehatan.
Kemudian, relawan atau agen Pesiar juga ikut membantu untuk meyakinkan masyarakat yang belum tercover program JKN agar mendaftarkan diri, hingga membantu proses pendaftaran.