Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hikayat Bambu Papring dan Upaya Menjaga Masa Depan Anak di Kampung Batara Banyuwangi

Kompas.com, 30 Agustus 2023, 17:45 WIB
Rachmawati,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak tahun 2015, masyarakat Kampung Papring, Kelurahan/Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur telah menanam ribuan bibit bambu di wilayahnya.

Hal itu dilakukan untuk kelangsungan hidup mereka sebagai pengrajin bambu dan masa depan anak-anak mereka.

Nama Papring sendiri singkatan dari panggone pring yang berarti lokasi tempat bambu tumbuh.

Di kampung tersebut, lahir Kampung Batara yang menjadi wadah anak-anak di pinggiran hutan untuk belajar.

Irfan Efendi (17), salah satu anak Kampung Batara terlihat melatih teman-temannya untuk menari di sebuah bangunan berdinding bambu di Kampung Papring, Kelurahan Kalipuro pada Minggu (13/8/2023).

Baca juga: Tuntas Dipersolek, Wajah Baru Kawasan Agrowisata Tamansuruh Banyuwangi

Kegiatan itu rutin dilakukan setiap hari Minggu di Kampung Batara atau Kampung Baca Taman Rimba yang sudah ada sejak akhir tahun 2014.

Remaja yang akrab dipanggil Fendi tersebut kemudian menunjukkan sebuah kostum dari bambu buatan orangtua mereka yang akan digunakan untuk kegiatan karnaval.

Latihan menari hari itu difokuskan untuk penampilan mereka saat karnaval peringatan Hari Kemerdekaan.

"Akan ada karnaval Pawang Nusantara. Jadi kami memanggunakan kostum dari bambu. Semuanya dari bambu tidak boleh ada plastik," kata Fendi.

Ia mengatakan karnaval pawang Nusantara sengaja digelar untuk perayaan kemerdekaan di Papring dan juga menunjukkan potensi bambu di kampung mereka.

"Di sini banyak tanaman bambu. Mulai dari kakek nenek sampai sekarang, semuanya perajin bambu. Kalau dulu besek, tapi sekarang sudah berkembang jadi suvenir," kata dia.

Baca juga: Pantai Plengkung di Banyuwangi: Daya Tarik, Aktivitas, dan Cara Menuju

Belajar dari kampung


Irfan Efendi (17), salah satu anak Kampung Batara terlihat melatih teman-temannya untuk menari di sebuah bangunan berdinding bambu di Kampung Papring, Kelurahan Kalipuro pada Minggu (13/8/2023).
Koleksi Kampung Batara- Banyuwangi Irfan Efendi (17), salah satu anak Kampung Batara terlihat melatih teman-temannya untuk menari di sebuah bangunan berdinding bambu di Kampung Papring, Kelurahan Kalipuro pada Minggu (13/8/2023).
Kampung Papring berjarak sekirar 30 kilometer dari pusat Kota Banyuwangi. Sebagian akses jalan menuju kampung yang berada di tepi hutan tersebut rusak parah.

Tak hanya masalah jalan, akses komunikasi melalui ponsel juga terhambat karena sinyal jaringan internet yang lemah.

Sebagian besar masyarakat di Papring adalah buruh tani. Sebagian lainnya menggantungkan hidup di hutan dengan mencari kayu serta bambu, beternak dan membuat besek anyaman bambu untuk dijual.

Anyaman yang dibuat adalah besek (wadah), gedheg (dinding bambu) dan lanjaran (bambu untuk menjalarnya tanaman).

Keberadaan besek bambu paring mulai memudar pada tahun 1990-an karena kalah saing dengan gempuran barang plastik dan bebarengan dengan krisis monoter.

Baca juga: Apa Nama Pelabuhan Banyuwangi ke Bali?

Namun kini, anyaman bambu dari Papring mulai menggeliat seiring dengan keberadaan Kampung Batara di wilayah tersebut. Anyaman bambu mereka berkembang menjadi besek dengan ukuran dan model yang beragam, tas, kap lampu, pincukan dan lain-lainnya.

Kampung Batara atau Kampung Baca Taman Rimba lahir pada tahun 2014 dari tangan dingin Widie Nurmahmudy (44) dan istrinya, Novita.

Widie adalah warga asli Papring yang sehari-hari bertani jagung dan singkong. Ia juga memelihara hewan ternak kambing dan sapi miliknya sendiri serta titipan orang.

Dengan mendirikan Kamping Batara, ia pun menjadikan rumahnya sebagai pusat kegiatan belajar anak-anak di daerahnya. Sembilan tahun berjalan, Kampung Batara semakin tumbuh.

Tak hanya menjadi tempat belajar anak-anak, Kampung Batara juga mengembangkan potensi bambu di desa mereka.

Baca juga: Berkunjung ke Kampung Pancasila di Banyuwangi, Dudung Ingatkan Pentingnya Hidup Berdampingan

Anak-anak Kampung Batar, Papring belajar bersama di Rumah Bambu PapringKoleksi Kampung Batara- Banyuwangi Anak-anak Kampung Batar, Papring belajar bersama di Rumah Bambu Papring
Fendi bersama tiga temannya adalah anggota pertama Kampung Batara. Awalnya mereka belajar di rumah Widie yang berlantai tanah dan berdinding bambu.

Kini mereka banyak beraktivitas di Rumah Bambu Papring yang didirikan di lahan keluarga yang dihibahkan untuk rumah baca. Ada sekitar 50 anak yang belajar di rumah baca tersebut.

Pria yang akrab dipanggil Cak Wiwi itu bercerita, rumah baca tersebut lahir dari keresahan soal tingginya pernikahan usia anak di kampungnya.

Sebelum tahun 2014, menurut Cak Wiwi, anak-anak di kampungnya berhenti sekolah setelah lulus SD. Sebagian ada yang bekerja di Bali sebagai buruh atau menikah.

Sekolah menjadi 'barang mahal' bagi warga kampung. Selain itu, akses jalan yang sulit membuat anak-anak enggan melanjutkan sekolah.

Halaman:


Terkini Lainnya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau