Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Camat Sebut Masriah Tolak Mediasi meski Bupati Sidoarjo Telah Datangi Rumahnya

Kompas.com, 29 Agustus 2023, 16:44 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SIDOARJO, KOMPAS.com- Camat Sukodono, Kabupaten Sidoarjo Mochamad Solichin menyebutkan bahwa Masriah, seorang ibu yang pernah menyiramkan air kencing ke rumah tetangganya, menolak upaya mediasi.

Masriah tak menunjukkan iktikad baik meski Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali atau Gus Muhdlor telah mendatangi rumahnya.

Langkah mediasi tersebut dilakukan setelah Masriah yang sempat menjalani satu bulan kurungan karena menyiramkan air kencing, tak kapok mengganggu tetangganya. Dia disebut menghalangi proses pembangunan rumah Wiwik.

Baca juga: Masriah Disebut Masih Ganggu Pembangunan Rumah Wiwik Usai Konflik Penyiraman Air Kencing

Tak hadir

Solichin menjelaskan, Masriah sebetulnya sudah diundang untuk mediasi bersama dengan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor dan sejumlah tokoh di Balai Desa Jogosatru, Selasa (22/8/2023).

"Untuk memediasi Bu Wiwik (korban) dan Bu Masriah, Gus Muhdlor datang ke Balai Desa. Ketua RT dan RW juga kita undang," kata Solichin, ketika dihubungi melalui telepon, Selasa (29/8/2023).

Baca juga: Tidak Kapok Dipenjara dan Digugat, Masriah Penyiram Air Kencing ke Rumah Tetangga Berulah Lagi

Solichin mengungkapkan, saat acara berlangsung, Masriah ternyata tidak hadir. Padahal, perangkat desa sudah mendatangi rumahnya pada pagi harinya.

"Sudah diberi undangan, bahkan pagi perangkat desa, Kepala Dusun, Pak Lurah sudah datang ke rumahnya, dan (Masriah) bilang siap hadir. Tapi pada saat jamnya tidak hadir," jelas dia.

Didatangi bupati

Solichin menambahkan, setelah menunggu beberapa menit, Gus Muhdlor sempat mendatangi rumah Masriah. Namun, sang menantu menyebut Masriah baru saja keluar.

"Gus ditemui menantunya, katanya Bu Masriah sudah enggak ada. Awalnya di rumah, tapi pas kita kesana sudah nggak ada, menantunya kita tanyainya bilangnya keluar saja," ujar dia.

Solichin melihat ekspresi kekecewaan dari Gus Muhdlor yang sudah datang ke wilayahnya.

Sebab, Bupati Sidoarjo tersebut hanya ingin permasalahan antartetangga itu segera diselesaikan.

"(Gus Muhdlor) Agak kecewa, karena bupati maksudnya supaya permasalahan ini selesai. Kemudian hubungan antar tetangga ini berjalan dengan baik," ucapnya.

Solichin akan terus berkomunikasi dengan perangkat desa untuk mengetahui perkembangan Masriah agar proses mediasi selanjutnya berhasil.

Baca juga: Wiwik Resmi Menggugat Perdata Masriah Rp 1 Miliar, Pengacara: 7 Tahun Klien Kami Hirup Bau Kotoran

"Kami tetap berusaha, tapi ini proses persidanganya masih berlanjut, jadi kami menunggu itu juga. Tapi di lapangan,saya koordinasi dengan kepala desa, kalau masih butuh mediasi, kami akan mediasi," tutupnya.

Ganggu proses pembangunan

Diberitakan sebelumnya, Wiwik mendapatkan bantuan renovasi rumah dari Bupati Sidoarajo, Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor usai rumah Wiwik mengalami kerusakan akibat ulah Masriah.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau