Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masriah, Langkah Pragmatis dari Orang Kurang Berpendidikan

Kompas.com - 05/07/2023, 06:34 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Sosiolog Universitas Airlangga (Unair) menilai, tindakan Masriah, warga Sidoarjo, yang membuang tinja dan air kencing ke rumah tetangganya merupakan langkah pragmatis dari orang kurang berpendidikan.

Guru Besar Departemen Sosiologi Unair, Prof Bagong Suyanto mengatakan, Masriah ingin membuat tetangganya tidak nyaman, namun tak dibarengi dengan pengetahuan yang cukup.

"Kasus membuang kotoran ke tetangga yang dilakukan ibu itu (Masriah) karena latar belakang pendidikan yang kurang," kata Bagong ketika dihubungi melalui telepon, Selasa (4/7/2023).

Baca juga: Agar Jera, Alasan Tetangga Menggugat Perdata Masriah Rp 1 Miliar

Sehingga, kata Bagong, Masriah menggunakan cara membuang kotoran manusia ke tetangganya dengan tujuan mengganggu kenyamanan hingga akhirnya pindah rumah.

"Dia memilih cara yang menurutnya itu bisa mengusik ketentraman tetangganya, dan tetangganya pindah, makanya dia memilih kotoran," jelasnya.

Baca juga: Masriah Penyiram Air Kencing ke Rumah Tetangga Bebas Setelah Sebulan Dipenjara

Bagong menyebut, Masriah tidak memiliki tujuan menghina korban ketika membuang tinja dan air kencing. Namun, karena pelaku tak mempunyai pengetahuan lain untuk mengusir tetangganya, maka Masriah melakukan cara itu.

"Ini modus pragmatis yang dia (Masriah) ketahui. Kalau orang rumahnya kotor enggak kerasan, itu saja, itu hanya pikiran sederhana ibu yang tidak berpendidikan," ucapnya.

Penjara dan sanksi sosial

Lebih lanjut, Bagong menilai, vonis majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Sidoarjo, yakni hukuman penjara selama satu bulan kemungkinan memberikan efek jera kepada Masriah.

"Pasti jera, mungkin ringan bagi kita, tapi orang yang belum pernah masuk penjara dan dipenjara sebulan itu sudah stres. Mestinya dia kapok," ujar dia.

Selain itu, pelaku juga pasti akan dijauhi masyarakat yang berada di lingkungan rumahnya. Sangsi sosial tersebut juga pasti memberikan efek jangka panjang pada kehidupanya.

"Mestinya kasus ini bisa diselesaikan lewat mediasi, tapi karena dianggap sudah keterlaluan dan melewati batas toleransi, memang perlu dilanjutkan ke jalur hukum untuk memberi efek jera," tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Masriah, warga Sidoarjo, yang sering membuang tinja dan air kencing ke rumah tetangganya divonis satu bulan penjara oleh hakim Pengadilan Negeri Sidoarjo.

Masriah membuang tinja dan air kencing ke rumah tetangganya sejak 2017.

Hal ini ia lakukan setelah adik Masriah menjual rumah warisan. Masriah berharap dengan “meneror” tetangga yang membeli rumah sang adik, si tetangga akan merasa tidak nyaman, lalu menjual rumah ke Masriah. Ia ingin memiliki kembali warisan keluarganya.

Perilaku Marsiah meresahkan, tidak hanya bagi tetangga yang sering dilempari tinja dan air kencing, tetapi juga bagi warga di RT 1/ RW 1, Desa Jogosatru, desa tempat Masriah tinggal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Suami yang Bunuh Istrinya di Tuban Tewas usai Serahkan Diri ke Polisi

Suami yang Bunuh Istrinya di Tuban Tewas usai Serahkan Diri ke Polisi

Surabaya
Kiai Zubair Muntashor, Cicit Syaikhona Kholil Bangkalan, Wafat

Kiai Zubair Muntashor, Cicit Syaikhona Kholil Bangkalan, Wafat

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Remaja Hanyut Bersama Motor, Jasad Ditemukan 30 Km dari Titik Kejadian

Remaja Hanyut Bersama Motor, Jasad Ditemukan 30 Km dari Titik Kejadian

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Gempa Garut M 6.5, Guncangan Terasa Kuat di Trenggalek

Gempa Garut M 6.5, Guncangan Terasa Kuat di Trenggalek

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Surabaya
Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Surabaya
Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Surabaya
Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Surabaya
Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com