Hutan di Lereng Gunung Semeru Terbakar, Diduga akibat Kelalaian Warga

LUMAJANG, KOMPAS.com - Kebakaran hutan terjadi di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Kebakaran hutan yang terjadi di lereng Gunung Semeru sejak Sabtu (19/8/2023) itu, hingga kini belum bisa dipadamkan.

Pantauan Kompas.com, kepulan asap putih terlihat di tengah hutan kawasan TNBTS. Titik kebakaran tersebut berada di area hutan Oro-oro Ombo atau di bawah puncak Gunung Semeru.

Baca juga: Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas Guguran, Durasi 9 Menit

Kapolres Lumajang AKBP Boy Jeckson Situmorang mengatakan, lahan hutan yang terbakar tersebut merupakan pohon alang-alang, semak dan sebagaian pohon cemara gunung.

“Telah terjadi kebakaran namun luasan belum diketahui karena masih dalam proses pemadaman dan asesmen petugas,” kata Boy di Lumajang, Senin (21/8/2023).

Baca juga: Warga Terdampak Banjir Lahar Semeru: Kami Butuh Bantuan Perabot Rumah

Boy mengatakan, belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya kebakaran hutan tersebut. Namun, menurutnya, kebakaran diduga dipicu oleh kelalaian masyarakat setempat yang sedang beraktivitas di hutan dan meninggalkan api.

Boy menyebut, kebakaran hutan yang terjadi di lereng Gunung Semeru ini tidak sampai ke jalur pendakian Gunung Semeru.

“Disinyalir dari hasil olah TKP kemungkinan ada dugaan penyebab kebakaran dari masyarakat setempat yang membuka lahan dan terjadi kelalaian. Namun, untuk sementara mudah-mudahan tidak ada dampak yang signifikan karena itu masih jauh dari jalur pendakian,” ujarnya.

Lebih lanjut, Boy mengatakan, pihaknya telah menerjunkan tim bersama TNBTS dan TNI untuk menangani kebakaran hutan agar tidak semakin meluas.

"Kita sudah koordinasi dari kepolisian petugas TNBTS dan Kodim untuk terjun ke lapangan. Kita juga telah menyiapkan satu tim satgas untuk standby di Ranupane," pungkasnya.

Sementara itu, pendakian Gunung Semeru ditutup sejak Gunung Semeru berstatus siaga (level III) pasca-erupsi pada Desember 2022. Sehingga, kebakaran tidak sampai menimbulkan dampak langsung dan memakan korban.