BLITAR, KOMPAS.com– Dua video yang memperlihatkan burung diduga pelikan yang ditembak oleh pemburu, viral di media sosial.
Video tersebut diunggah oleh salah satu akun di grup Facebook Info Cegatan Blitar.
Baca juga: Jemaah Haji Asal Blitar Meninggal setelah Hilang di Mina 9 Hari
Dalam video pertama, tampak seeokor burung berbadan besar dengan paruh yang panjang sedang berenang di bendungan.
Bendungan tersebut diketahui adalah Bendungan Jegu di aliran Sungai Brantas yang melintas di Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Baca juga: Makam Pensiunan TNI di Blitar Dibongkar untuk Otopsi, Polisi: Meninggal karena Serangan Jantung
Pada video kedua terlihat di kejauhan seorang pria memanggul burung tersebut dan pergi menjauhi bendungan.
"Ya Allah. Mesakne pelikan e, dibedil terus digepuki (Ya Allah. Kasihan burung pelikan itu, ditembak terus dipukuli),” ujar perekam pada unggahan video tersebut.
Unggahan telah dilihat puluhan ribu kali hingga Kamis (6/7/2023) dan telah dikomentari oleh 761 warganet.
Mayoritas netizen menghujat penembakan dan pembunuhan burung yang diduga burung pelikan tersebut.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Blitar Joko Dwiyono mengaku pihaknya telah memonitor unggahan tersebut dan membuat laporan ke pihak kepolisian.
Menurut Joko, berdasarkan hasil analisis, burung tersebut merupakan burung pelikan (Pelecanus conspicillatuas) atau burung undan.
“Kami hanya dapat menganalisis dari video yang diunggah dan berdasarkan ciri-ciri yang kami lihat betul burung tersebut adalah burung undan atau pelikan,” kata Joko saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (6/7/2023).
Joko mengatakan, peristiwa penembakan dan pembunuhan burung pelikan tersebut diduga terjadi pada 28 Juni 2023.
Menurutnya, burung pelikan masuk kelompok hewan yang dilindungi sehingga tindakan memburu, menangkap, dan membunuhnya dapat dipidanakan.
Joko mengaku telah berkoordinasi dengan pihak Polres Blitar dan berharap kasus tersebut ditindaklanjuti.
Baca juga: Jemaah Haji Kota Blitar Wafat Saat Dilarikan ke RS di Mekkah
Jika benar burung tersebut adalah burung pelikan, lanjut Joko, maka habitat alaminya diperkirakan berada di Australia.
Pada kondisi cuaca tertentu setiap tahunnya, kata Joko, burung pelikan melakukan migrasi dalam kelompok-kelompok besar ke sejumlah wilayah yang dengan cuaca yang lebih ramah.
“Burung pelikan menyukai cuaca yang hangat. Di habitat alaminya kemungkinan sedang cukup dingin. Dan salah satu tujuan migrasi memang di Pulau Jawa,” terangnya.
Meski burung pelikan lebih banyak melakukan aktivitas dalam kelompok, pada unggahan video yang viral tersebut tidak terlihat adanya burung-burung lain yang sejenis.
Joko menduga, burung pelikan yang diduga menjadi korban perburuan itu kemungkinan memang sedang terpisah dari kelompoknya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.