Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

18.818 Warga Surabaya Akan Dapat Jatah Makan Gratis Setiap Hari

Kompas.com - 19/01/2023, 16:20 WIB
Ghinan Salman,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Sebanyak 18.818 warga Surabaya ditetapkan sebagai penerima manfaat program permakanan.

Per 1 Januari 2023, mereka akan mendapatkan makanan gratis setiap hari.

Baca juga: Prakiraan Cuaca di Surabaya Hari Ini 19 Januari 2022 : Pagi Cerah Berawan, Sore Hujan Ringan

Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya Anna Fajriatin menjelaskan, program permakanan tahun ini tidak lagi berada di kelurahan, namun sudah ditangani oleh Dinas Sosial sebagai bantuan sosial.

Anggaran permakanan tahun ini bukan berasal dari dana kelurahan (dakel) sebagai belanja program, tapi dari anggaran Dinsos.

"Nah, karena ini merupakan bantuan sosial, maka peraturan dan Perwalinya juga berbeda. Dan penerimanya juga harus masuk ke dalam warga miskin, baik yang lanjut usia, disabilitas, anak yatim, dan yatim piatu. Itu sasarannya," kata Anna di Surabaya, Kamis (19/1/2023).

Baca juga: Wali Kota Surabaya Serahkan 3 Nama Calon Sekda ke Gubernur Jatim, Ini Daftarnya

Ia juga menjelaskan penetapan data penerima manfaat permakanan sebanyak 18.818 jiwa membutuhkan proses verifikasi yang panjang.

Menurutnya, data permakanan itu diambil dari data tahun lalu saat masuk ke dalam dana kelurahan.

Saat itu, jumlahnya sebanyak 33.208 orang. Jumlah ini kemudian disinkronkan dengan data Keluarga Miskin yang jumlahnya sebanyak 638.616 jiwa.

Hasil sinkron data tersebut menjadi data dasar dalam pelaksanaan pemberian permakanan sejak tanggal 1 Januari 2023.

Untuk mempermudah monitoring program permakanan ini, Dinas Sosial Surabaya sudah meluncurkan aplikasi Permakanan Surabaya.

Dalam pelaksanaan pemberiaan permakanan pihaknya bisa memantau melalui aplikasi jika ada warga yang pindah, menolak, atau meninggal.

Baca juga: Cerita Kakak Korban Penculikan di Surabaya, Sebut Keluarga dan Polisi Kejar Pelaku sampai Rembang

Di dalam aplikasi itu, tercantum semua nama dan alamat lengkap penerima permakanan.

Bahkan, pengirim permakanan itu juga diminta untuk memotret proses penyerahan permakanan itu kepada warga yang berhak menerima sesuai data.

"Jadi, foto penerima permakanan itu lengkap di dalam aplikasi itu. Bahkan, kalau misalnya ketika teman-teman pengirim permakanan menemukan bahwa ada salah satu warga penerima yang meninggal, maka teman-teman pengirim permakanan itu akan melaporkan ke dalam aplikasi itu, sehingga keesokan harinya tidak perlu dimasakkan dan dikirimkan lagi," kata dia.

"Aplikasi ini juga bisa menjadi dasar perhitungan kami untuk menentukan pembayaran kepada kelompok masyarakat yang memasakkan permakanan, misal sebulan memasak berapa porsi akan ketahuan karena kemungkinan datanya beda setiap harinya setelah ada yang meninggal dan ada yang pergi," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Surabaya
Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Surabaya
Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Surabaya
Gembiranya Warga Tulungagung Usai Timnas Menang dari Korsel, Ceburkan Diri ke Kolam

Gembiranya Warga Tulungagung Usai Timnas Menang dari Korsel, Ceburkan Diri ke Kolam

Surabaya
Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Surabaya
Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Surabaya
Kesaksian Pedagang soal Tawuran Tewaskan 1 Pemuda di Wonokusumo: 100-an Remaja Bawa Senjata

Kesaksian Pedagang soal Tawuran Tewaskan 1 Pemuda di Wonokusumo: 100-an Remaja Bawa Senjata

Surabaya
Setor Rp 65 Juta demi Dipekerjakan ke Inggris, Warga Madiun Diduga Ditipu dan Lapor Polisi

Setor Rp 65 Juta demi Dipekerjakan ke Inggris, Warga Madiun Diduga Ditipu dan Lapor Polisi

Surabaya
Oknum Polisi di Tulungagung Diduga Terlibat Penyalahgunaan Narkoba

Oknum Polisi di Tulungagung Diduga Terlibat Penyalahgunaan Narkoba

Surabaya
Motor Remaja Banyuwangi yang Tercebur di Sungai Ditemukan, Korban Masih Dicari

Motor Remaja Banyuwangi yang Tercebur di Sungai Ditemukan, Korban Masih Dicari

Surabaya
Kasus Penggelapan Motor Adik Pedangdut Via Vallen Berujung Damai

Kasus Penggelapan Motor Adik Pedangdut Via Vallen Berujung Damai

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Museum Panji di Malang: Sejarah, Koleksi, Harga Tiket, dan Jam Buka

Museum Panji di Malang: Sejarah, Koleksi, Harga Tiket, dan Jam Buka

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com