Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Mengaku Tak Mendapat Keterangan Penyebab Kematian, Begini Tanggapan RSSA

Kompas.com - 02/11/2022, 06:44 WIB
Nugraha Perdana,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Keluarga korban meninggal Tragedi Kanjuruhan mengaku tidak mendapatkan keterangan penyebab kematian korban. Akibatnya, mereka sempat kebingungan saat mengurus surat kematian di kantor kelurahan.

Hal ini terjadi pada keluarga korban Andi Setiawan (33). Andi Setiawan menjadi korban ke-133 dalam tragedi Kanjuruhan. Sebelum meninggal, dia dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Saiful Anwar (RSSA).

"Sempat kebingungan tidak ada pernyataan dari dokter penyebab kematiannya seperti apa," kata Ketua RT 14 RW 4 Kelurahan Mergosono, Kota Malang, M Sumbari, saat ditemui di rumah keluarga korban pada Selasa (1/11/2022).

Baca juga: Cerita Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan: Anak-anak Saya Masih Sering Merindukan Ayahnya

Sumbari mengatakan, saat mengurus surat kematian untuk Andi Setiawan, petugas kantor kelurahan bertanya soal penyebab kematian korban. Sebab, dalam surat dari rumah sakit tidak ada keterangan penyebab kematian.

Namun, pengurusan surat kematian tetap dilayani.

Baca juga: Dokter Sebut Mata Merah Korban Tragedi Kanjuruhan Membaik dan Tak Akibatkan Kebutaan

Tanggapan RSSA

Menanggapi hal itu, Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Perawatan RSSA, dr Syaifullah Asmiragani mengatakan bahwa setiap pasien yang meninggal pasti mendapat surat kematian dari rumah sakit dan tertera keterangan penyebab kematiannya.

Menurutnya, saat keluarga membawa jenazah dari rumah sakit, akan langsung diberikan surat kematian serta keterangan penyebab kematiaanya.

"Harusnya ada, setiap pasien yang meninggal di sini kita akan keluarkan surat kematian dan sebab kematian, ada itu harusnya," kata Syaifullah pada Selasa (1/11/2022).

Namun, dia heran juga bahwa surat yang diterima oleh keluarga pasien dari IGD atau bukan dari pelayanan di ICU. Dia berkeyakinan bahwa keluarga korban hanya salah persepsi saja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com