MALANG, KOMPAS.com - Pihak Rumah Sakit Saiful Anwar atau RSSA, Kota Malang menyampaikan bahwa mata merah pada pasien korban tragedi Kanjuruhan yang selamat tidak berakibat pada kebutaan.
Hal itu diungkapkan dokter spesialis Mata RSSA Triana Budi pada Selasa (1/11/2022) di RSSA, Kota Malang.
"Yang perlu dipahami adalah merah ini bukan sesuatu yang mengkhawatirkan untuk terjadi kebutaan, karena letak merah ini relatif itu superfisial atau di permukaan," kata Triana.
Baca juga: Mata Kevia Masih Merah akibat Tragedi Kanjuruhan, Tiap 3 Jam Sekali Harus Ditetesi Obat
Dia mengatakan, pasien yang masih mengalami sakit mata terakhir kali ada sekitar delapan orang yang mengecek kondisinya pada dua pekan lalu. Para pasien itu, menurut catatan medis, sudah membaik.
"Walaupun belum merahnya belum hilang sama sekali," katanya.
Triana menyampaikan, kondisi bola mata semua pasien yang melakukan kontrol dalam kondisi baik.
"Kalau di luar di luar rumah sakit ini kemarin ada satu pasien kamu yang kontrol sudah hampir tidak terlihat sama sekali kondisi merahnya," katanya.
Menurutnya, mata merah bisa disebabkan banyak hal. Yakni, bisa karena gas air mata yang kemudian di kucek-ucek dan juga dimungkinkan karena faktor benturan.
"Jujur kami tidak bisa tahu apa penyebab pastinya yang kami tahu ada pendarahan seperti itu," katanya.
Ia memastikan, kondisi mata merah bukan sesuatu hal yang mengkhawatirkan karena tidak berpotensi terjadi kebutaan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.