Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekerja Pabrik di Blitar Tewas Tertimpa Tumpukan Karung Gula

Kompas.com, 11 Agustus 2022, 16:01 WIB
Asip Agus Hasani,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com – Kecelakaan kerja terjadi di gudang gula milik pabrik gula PT Rejoso Manis Indo (RMI) yang terletak di Desa Rejoso, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur pada Kamis (11/8/2022) pagi.

Satu pekerja bernama Dedik Setiawan (33) meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit dan satu lagi, Rico (27), mengalami patah tulang akibat tertimpa tumpukan karung berisi gula di gudang tempat mereka bekerja.

Dedik adalah warga Desa Ngembul, Kecamatan Binangun, sedangkan Rico adalah warga Desa Sambirejo kecamatan yang sama.

Baca juga: Nelayan Pantai Serang Blitar Hilang Terseret Arus Saat Pasang Keramba Ikan di Laut

Manajer HRD PT RMI MP Hariadi mengatakan, korban Dedik mengalami luka parah pada bagian kepala sedangkan Rico mengalami luka patah tulang kaki kiri.

“Kecelakaan terjadi sekitar pukul 4.30 WIB tadi. Kedua korban bekerja pada sif satu sejak pukul 00.00 WIB – 08.00 WIB,” ujar Hariadi saat dikonfirmasi wartawan, Kamis.

Kronologi

Berdasarkan keterangan yang dihimpun pihak pabrik, kata Hariadi, kecelakaan itu terjadi saat kedua korban sedang bekerja di gudang menyusun tumpukan karung gula bagian dasar.

Tumpukan itu selanjutnya akan menjadi dasar untuk menumpuk karung berisi gula menggunakan forklift hingga tinggi sekitar 6 meter.

Namun, lanjut Hariadi, korban tiba-tiba menarik tumpukan dasar karung yang telah disusun oleh rekan kerjanya.

Padahal, kata dia, tumpukan karung yang mereka geser itu juga berfungsi sebagai pengunci agar tumpukan karung yang sudah tinggi di sampingnya tidak roboh.

Baca juga: Pemkab Blitar Resmi Cabut Izin Padepokan Samsudin

“Akibatnya, tumpukan karung berisi gula setinggi sekitar 5 meter roboh dan menimpa kedua korban,” ujar Hariadi.

Satu karung, kata dia, berisi gula seberat 50 kilogram.

Tim medis pabrik, kata dia, segera memberikan pertolongan pertama dan melarikan kedua korban ke Rumah Sakit Wafa di Kecamatan Kesamben.

Namun, korban Dedik tak tertolong dan meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Baca juga: Kronologi Kandang Berisi 8.000 Ayam Potong di Blitar Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 300 Juta

Hariadi mengatakan, manajemen PT RMI tetap memberikan sejumlah dana santunan kepada keluarga korban meninggal dan bantuan biaya pengobatan kepaa korban luka meskipun keduanya sebenarnya karyawan outsourcing dari perusahaan pihak ketiga.

“Kami sangat berduka atas musibah ini dan manajemen PT RMI juga membantu biaya pemakaman korban serta dana duka,” ujarnya.

Sejak beberapa bulan lalu, pabrik gula di Jawa termasuk PT RMI memasuki musim giling. Selama musim giling, aktivitas pabrik gula berada di puncaknya hingga akhir tahun.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau