MOJOKERTO, KOMPAS.com- Sopir bus PO Ardiansyah bernama Ade Firmansyah disebut sempat tertidur lelap dua menit saat mengemudi di Tol Surabaya-Mojokerto.
Bus yang dikemudikan Ade kemudian menabrak Variable Message Sign (VMS) hingga menyebabkan 15 penumpang tewas.
Mengapa sopir disebut tertidur lelap?
Ketua Sub Komite Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan (53) mengungkapkan, kondisi yang dialami Ade dimungkinkan adalah deep sleep.
Sebab, sebelum menabrak VMS hingga ban pecah, sopir dalam kondisi tak sadar.
Padahal bus sempat bergesekan dengan guardrail sekitar 100 meter.
"Sebenarnya bukan micro sleep ini, bisa jadi deep sleep dia, (sopir) jadi tertidur sehingga ketika kendaraan menabrak guardrail dan segala macam sampai menabrak batu fondasi VMS hingga ban pecah dia tidak terasa, jadi benar-benar pulas," kata Ahmad Wildan, seperti dikutip dari Surya.co.id.
Baca juga: Polisi Tetapkan Sopir Bus Kecelakaan Maut di Tol Sumo Jadi Tersangka
Menurutnya micro sleep adalah kondisi saat seseorang tertidur selama sekian detik dan terbangun.
Namun dalam kasus bus pariwisata yang mengalami kecelakaan maut ini, sopir disebut tertidur selama sekitar dua menit.
"Ini deep sleep. Kenapa? karena hampir dua menit. Artinya guardrail sudah bekerja tapi orangnya tidak sadar-sadar dan baru sadar ketika kendaraan bus menabrak VMS setelah terjadi kecelakaan," kata dia.
Hal tersebut, lanjut Ahmad Wildan, juga diakui oleh sopir.
"Itu pengakuan dia (sopir) kehilangan kesadaran (tidur) selama sekitar dua menit sebelum kecelakaan," paparnya.
Baca juga: Korban Tewas Kecelakaan Bus di Tol Sumo Jadi 15 Orang