BANYUWANGI, KOMPAS.com - Arak-arakan ogoh-ogoh di Desa Kedungasri, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, sempat disetop sementara saat rombongan pembawa jenazah melintas.
Video yang diunggah akun Instagram @tegaldlimo24jam tersebut memperlihatkan, sebuah ogoh-ogoh berwarna kuning berhenti bergerak di tengah jalan pada malam hari.
Lalu sebuah keranda ditutup kain warna hijau yang dipanggul sejumlah pria, lewat di samping ogoh-ogoh tersebut.
Orang-orang yang yang menonton ogoh-ogoh pun memberikan jalan agar keranda berisikan jenazah seorang warga muslim itu bisa lewat.
Baca juga: Dinkes Banyuwangi Temukan Perbedaan Data Hasil Vaksinasi Setelah Validasi Manual
Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Kedungasri Joko Setiawan mengatakan, peristiwa dalam video itu betul terjadi di perempatan desanya.
Umat Hindu desa tersebut sedang melaksanakan pawai ogoh-ogoh dalam rangka memperingati hari raya Nyepi tahun Saka 1944.
"Pas lewat perbatasan desa sini, ada orang meninggal juga yang dilanjutkan (proses pemakamannya), meninggal sore. Akhirnya hormat mayit (jenazah) itu tadi, ya sudah enggak joget (ogoh-ogohnya) berhenti. Lewat dulu (jenazahnya), lewat agak jauh, baru goyang lagi," kata Joko melalui telepon, Kamis (3/3/2022).
Baca juga: Menengok Persiapan Nyepi di Desa Patoman, Bali Kecil Milik Banyuwangi
Jenazah merupakan warga tetangga desa yang sudah tua dan meninggal sore hari.
Sesuai anjuran agama Islam, penanganan jenazah sampai penguburan, sebaiknya dilakukan segera.
Seperti biasa, pengusungan keranda ke pemakaman diiringi bacaan tahlil di sepanjang jalan. Termasuk saat lewat di samping ogoh-ogoh.
Baca juga: Tari Gandrung Asal Banyuwangi: Sejarah, Gerakan, dan Ciri Khas