Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ogoh-ogoh di Banyuwangi Sempat Setop Digoyang Saat Keranda Jenazah Warga Muslim Lewat

Kompas.com - 03/03/2022, 21:23 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ahmad Su'udi ,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Arak-arakan ogoh-ogoh di Desa Kedungasri, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, sempat disetop sementara saat rombongan pembawa jenazah melintas.

Video yang diunggah akun Instagram @tegaldlimo24jam tersebut memperlihatkan, sebuah ogoh-ogoh berwarna kuning berhenti bergerak di tengah jalan pada malam hari.

Lalu sebuah keranda ditutup kain warna hijau yang dipanggul sejumlah pria, lewat di samping ogoh-ogoh tersebut.

Orang-orang yang yang menonton ogoh-ogoh pun memberikan jalan agar keranda berisikan jenazah seorang warga muslim itu bisa lewat.

Baca juga: Dinkes Banyuwangi Temukan Perbedaan Data Hasil Vaksinasi Setelah Validasi Manual

Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Kedungasri Joko Setiawan mengatakan, peristiwa dalam video itu betul terjadi di perempatan desanya.

Umat Hindu desa tersebut sedang melaksanakan pawai ogoh-ogoh dalam rangka memperingati hari raya Nyepi tahun Saka 1944.

"Pas lewat perbatasan desa sini, ada orang meninggal juga yang dilanjutkan (proses pemakamannya), meninggal sore. Akhirnya hormat mayit (jenazah) itu tadi, ya sudah enggak joget (ogoh-ogohnya) berhenti. Lewat dulu (jenazahnya), lewat agak jauh, baru goyang lagi," kata Joko melalui telepon, Kamis (3/3/2022).

Baca juga: Menengok Persiapan Nyepi di Desa Patoman, Bali Kecil Milik Banyuwangi

Jenazah merupakan warga tetangga desa yang sudah tua dan meninggal sore hari.

Sesuai anjuran agama Islam, penanganan jenazah sampai penguburan, sebaiknya dilakukan segera.

Seperti biasa, pengusungan keranda ke pemakaman diiringi bacaan tahlil di sepanjang jalan. Termasuk saat lewat di samping ogoh-ogoh.

Baca juga: Tari Gandrung Asal Banyuwangi: Sejarah, Gerakan, dan Ciri Khas

Joko menceritakan, selama pawai ogoh-ogoh, terdapat seorang narator yang menerangkan pengertian dan tujuan diselenggarakannya acara tersebut dalam perayaan Nyepi.

Saat rombongan pembawa jenazah lewat, narator pun berhenti berbicara, dan pembawa ogoh-ogoh dengan sendirinya berhenti bergerak.

Setelah posisi keranda jauh, mereka menggoyang-goyangkan lagi tandu ogoh-ogoh.

Joko mengatakan, penonton pawai ogoh-ogoh itu juga berasal dari masyarakat lintas agama. Warga di dusunnya terdiri dari umat Hindu, Islam dan Kristen.

Menurut Joko, sikap toleransi antar umat beragama di desanya sejauh ini mengalir dengan sendirinya, tanpa intervensi pemerintah desa.

"Tidak ada yang memandu, sudah seperti itu sendiri, mengalir, tidak ada intruksi desa. Bagi saya (toleransi muncuk karena) rata-rata orangnya memiliki intelektualitas," kata Joko lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Paman di Pamekasan Tega Cabuli Keponakannya di Kantor Kelurahan

Paman di Pamekasan Tega Cabuli Keponakannya di Kantor Kelurahan

Surabaya
Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Mangkir Panggilan Pemeriksaan KPK

Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Mangkir Panggilan Pemeriksaan KPK

Surabaya
Polisi Periksa CCTV di Sekitar Lapangan Basket Alun Alun Magetan, Isa Bajaj Minta Pelaku Kekerasan terhadap Anaknya Bertanggung Jawab

Polisi Periksa CCTV di Sekitar Lapangan Basket Alun Alun Magetan, Isa Bajaj Minta Pelaku Kekerasan terhadap Anaknya Bertanggung Jawab

Surabaya
Sengketa Pilpres 2024, Khofifah Yakin MK Menangkan Prabowo-Gibran

Sengketa Pilpres 2024, Khofifah Yakin MK Menangkan Prabowo-Gibran

Surabaya
Pria di Kota Malang Diduga Bunuh Diri, Tubuhnya Mengenaskan Usai Ditabrak Kereta Api

Pria di Kota Malang Diduga Bunuh Diri, Tubuhnya Mengenaskan Usai Ditabrak Kereta Api

Surabaya
Kronologi Bapak dan Anak Tenggelam di Sungai Gresik-Sidoarjo, Motor Digas Saat di Perahu

Kronologi Bapak dan Anak Tenggelam di Sungai Gresik-Sidoarjo, Motor Digas Saat di Perahu

Surabaya
Pipa PDAM Kota Malang Jebol, Akses Air Bersih Ribuan Pelanggan Putus

Pipa PDAM Kota Malang Jebol, Akses Air Bersih Ribuan Pelanggan Putus

Surabaya
ART di Kota Malang Nekat Curi BPKB Sepeda Motor Majikannya untuk Dijadikan Jaminan Koperasi

ART di Kota Malang Nekat Curi BPKB Sepeda Motor Majikannya untuk Dijadikan Jaminan Koperasi

Surabaya
Bapak dan Anak Warga Gresik Tercebur di Sungai, hingga Kini Belum Ditemukan

Bapak dan Anak Warga Gresik Tercebur di Sungai, hingga Kini Belum Ditemukan

Surabaya
Gunung Semeru Alami Erupsi 2 Kali pada Jumat Pagi, Status Siaga

Gunung Semeru Alami Erupsi 2 Kali pada Jumat Pagi, Status Siaga

Surabaya
Berkas Diserahkan ke JPU, Kasus Korupsi Rp 9,1 Miliar di Anak Perusahaan PT Inka Segera Disidangkan

Berkas Diserahkan ke JPU, Kasus Korupsi Rp 9,1 Miliar di Anak Perusahaan PT Inka Segera Disidangkan

Surabaya
2 Warga Meninggal Dunia akibat Banjir Lahar Semeru

2 Warga Meninggal Dunia akibat Banjir Lahar Semeru

Surabaya
Psikolog Akan Dampingi Anak Komedian Isa Bajaj yang Diduga Alami Kekerasan

Psikolog Akan Dampingi Anak Komedian Isa Bajaj yang Diduga Alami Kekerasan

Surabaya
Jalur Banyuwangi-Jember Tertutup Banjir Lumpur, Buka Tutup Diberlakukan

Jalur Banyuwangi-Jember Tertutup Banjir Lumpur, Buka Tutup Diberlakukan

Surabaya
Kesaksian Anshori Saat Banjir Lahar Semeru Menerjang: Ada Suara Gemuruh

Kesaksian Anshori Saat Banjir Lahar Semeru Menerjang: Ada Suara Gemuruh

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com