Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Wisata Aman Saat Libur Nataru, Pertimbangkan Cuaca Ekstrem

Kompas.com, 9 Desember 2025, 18:38 WIB
Azwa Safrina,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) kerap jadi momen masyarakat untuk berwisata, meski cuaca kini kerap tidak menentu.

Apalagi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi cuaca ekstrem pada bulan Desember-Februari 2026, di sejumlah wilayah di Indonesia.

Menghadapi kondisi tersebut, penting bagi calon wisatawan untuk mempersiapkan diri agar perjalanan wisata tetap aman dan nyaman.

Dosen D4 Destinasi Pariwisata, Fakultas Vokasi (FV) Universitas Airlangga (UNAIR), Novianto Edi Suharno SSTPar MSi, memberikan sejumlah panduan liburan aman berdasarkan pengamatan dan analisis terkini.

Baca juga: BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem Landa NTT Selama Sepekan, Ini Daerahnya

Novianto menekankan bahwa keselamatan harus tetap menjadi prioritas utama daripada rencana perjalanan.

“Prinsip utamanya ya kita harus mengutamakan keselamatan terlebih dahulu, bukan lagi rencana perjalanan wisatanya. Kemungkinan kita masih juga punya waktu untuk mengunjungi di lain waktu atau lain bulan,” katanya saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (8/12/2025).

Dosen D4 Destinasi Pariwisata, Fakultas Vokasi (FV) Universitas Airlangga (UNAIR), Novianto Edi Suharno SSTPar MSiDok. Humas Unair Dosen D4 Destinasi Pariwisata, Fakultas Vokasi (FV) Universitas Airlangga (UNAIR), Novianto Edi Suharno SSTPar MSi

Pantau Kondisi Cuaca

Pertama, Novianto menyarankan agar calon wisatawan terus melakukan pemantauan terhadap informasi cuaca dari BMKG.

Pemantauan kondisi cuaca tersebut menjadi penting, khususnya untuk wilayah destinasi tujuan.

Mengetahui kondisi cuaca, menurut dia, membantu dalam pemilihan sarana transportasi dengan memprioritaskan moda yang relatif aman.

Baca juga: BMKG Ungkap Potensi Cuaca Buruk Ganggu Penerbangan-Pelayaran Saat Libur Natal

Perhatikan Akomodasi

Kemudian, Novianto merekomendasikan untuk memilih tempat menginap dengan kebijakan pembatalan dan pengembalian dana yang fleksibel.

“Bisa kereta api misal, kemudian kalau pakai kendaraan pribadi disesuaikan jenis kendaraan dengan destinasi, kalau ke gunung jangan pakai sedan," ujarnya.

“Kemudian pilih pemesanan akomodasi yang fleksibel untuk pembatalan dan refund. Jadi karena cuaca yang sulit diprediksi kita bisa pilih last minute booking saat kondisi cuaca sudah jelas,” kata Novianto melanjutkan.

Mitigasi Destinasi

Novianto juga menggarisbawahi terkait pemilihan destinasi. Menurut dia, destinasi indoor seperti museum, pusat perbelanjaan, galeri seni, atau pertunjukan dalam gedung dinilai lebih resilien.

“Kalau ke alam itu usahakan memiliki kawasan konservasi yang memang sudah memiliki manajemen konservasi, tata kelola yang baik jadi infrastrukturnya itu jelas ada rute evakuasi dan juga punya peringatan dini untuk bencana,” ujarnya.

Baca juga: Libur Akhir Tahun 2025 selama 2 Minggu Berlaku untuk Siapa?

Tak hanya perencanaan matang, dia juga menyebutkan beberapa kiat-kiat jika wisatawan terlanjur terjebak dalam kondisi ekstrem ketika telah tiba di destinasi wisata.

“Pahami titik evakuasi. Hentikan aktivitas jika memang tidak memungkinkan. Misal di gunung ada badai, protokol utamanya hentikan pendakian,” katanya.

Novianto juga mengimbau kepada seluruh masyarakat luas untuk senantiasa melihat situasi dan selalu mengutamakan keselamatan.

“Jangan kemudian memaksakan aktivitas yang outdoor berdasarkan atas pengalaman lampau karena yang namanya alam dan outdoor itu unpredictable,” ujarnya.

“Kita harus menguatkan literasi kita dalam cuaca dan kita juga harus membangun komunikasi yang aktif terutama dengan destinasi yang akan kita kunjungi,” kata Novianto lagi.

Baca juga: Jelang Libur Nataru, Ini Imbauah Wali Kota Bandung Farhan untuk Wisatawan

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau