Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Pemadaman Kebakaran Gedung Grahadi, Damkar: Massa Demo Beri Jalan

Kompas.com, 8 Desember 2025, 17:56 WIB
Azwa Safrina,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Waktu menjadi sangat krusial bagi petugas pemadam kebakaran (damkar). Hal itu juga terjadi melakukan pemadaman kebakaran Gedung Grahadi di tengah demonstrasi pada 30 Agustus 2025.

Setiap detiknya menjadi waktu berharga bagi pertugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya sejak menerima panggilan pertama, waktu perjalanan menuju lokasi, hingga proses evakuasi.

Di tengah ribuan kerumunan massa yang mengamuk serta bentrok dengan petugas kepolisian, terlihat si jago merah melahap sisi barat Grahadi.

Kepala Rayon 1 DPKP Surabaya, Mujiono mengenang momen evakuasi kebakaran Grahadi tersebut menjadi hari yang sangat menegangkan.

Baca juga: Gedung Grahadi Surabaya Dibakar Massa, Ruang Kerja Wagub Emil Hangus, Barang-barang Dijarah

Mujiono menceritakan, sejak awal demonstrasi dimulai sudah ada satu unit mobil damkar yang berjaga di dalam gedung Grahadi.

“Jadi memang dari awal sudah ada satu unit (mobil damkar) yang sudah stay dari dalam (gedung Grahadi),” tutur Mujiono saat ditemui Kompas.com, Minggu (7/12/2025).

Kemudian, sekitar pukul 21.30 WIB, DPKP Kota Surabaya kembali mendapatkan panggilan adanya kobaran api yang semakin membumbung di sisi barat gedung Grahadi.

Akhirnya, satu unit mobil damkar lainnya diterjunkan untuk membantu pemadaman api.

“Akhirnya stau mobil lagi kita terjunkan, waktu itu kita pakai unit gabungan, kita terobos massa menuju lokasi,” katanya.

Baca juga: Pembangunan Ulang Gedung Grahadi Tertunda, Kayu Jati dan Cat Asli Jadi Masalah

Momen tak terlupakan pun terjadi. Mujiono mengatakan, para demonstran membuka jalan  begitu mendengar sirine mobil damkar berbunyi dari kejauhan.

Oleh karenanya, mobil damkar bisa melintas di tengah massa demonstrasi. Bahkan, bisa bekerja hingga pemadaman tuntas dilakukan.

“Alhamdulillah karena damkar ini diakui masyarakat, Jadi, kemarin demo saja kita diperbolehkan untuk lewat, malah diberi jalan sampai proses pemadaman itu tuntas,” ujarnya.

Mujiono mengatakan, waktu sangat penting bagi petugas damkar. Dia menegaskan bahwa batas waktu maksimal menuju lokasi kejadian sejak panggilan pertama antara 6,5 sampai 7 menit.

“Biasanya selambat-lambatnya 7 menit, tapi kalau sekarang dikurangi lagi setengah menit, jadi tinggal 6,5 menit,” katanya.

Baca juga: Polda Jatim Tangkap 2 Terduga Provokator Pembakaran Grahadi

Untuk itu, Mujiono menyebut, setiap harinya kerja petugas damkar terbagi menjadi dua shift. Di mana setiap shiftnya akan dijaga oleh tiga regu yang masing-maisng terdiri dari 16 personel.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau