Salin Artikel

Kisah di Balik Pemadaman Kebakaran Gedung Grahadi, Damkar: Massa Demo Beri Jalan

Setiap detiknya menjadi waktu berharga bagi pertugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya sejak menerima panggilan pertama, waktu perjalanan menuju lokasi, hingga proses evakuasi.

Di tengah ribuan kerumunan massa yang mengamuk serta bentrok dengan petugas kepolisian, terlihat si jago merah melahap sisi barat Grahadi.

Kepala Rayon 1 DPKP Surabaya, Mujiono mengenang momen evakuasi kebakaran Grahadi tersebut menjadi hari yang sangat menegangkan.

Mujiono menceritakan, sejak awal demonstrasi dimulai sudah ada satu unit mobil damkar yang berjaga di dalam gedung Grahadi.

“Jadi memang dari awal sudah ada satu unit (mobil damkar) yang sudah stay dari dalam (gedung Grahadi),” tutur Mujiono saat ditemui Kompas.com, Minggu (7/12/2025).

Kemudian, sekitar pukul 21.30 WIB, DPKP Kota Surabaya kembali mendapatkan panggilan adanya kobaran api yang semakin membumbung di sisi barat gedung Grahadi.

Akhirnya, satu unit mobil damkar lainnya diterjunkan untuk membantu pemadaman api.

“Akhirnya stau mobil lagi kita terjunkan, waktu itu kita pakai unit gabungan, kita terobos massa menuju lokasi,” katanya.

Momen tak terlupakan pun terjadi. Mujiono mengatakan, para demonstran membuka jalan  begitu mendengar sirine mobil damkar berbunyi dari kejauhan.

Oleh karenanya, mobil damkar bisa melintas di tengah massa demonstrasi. Bahkan, bisa bekerja hingga pemadaman tuntas dilakukan.

“Alhamdulillah karena damkar ini diakui masyarakat, Jadi, kemarin demo saja kita diperbolehkan untuk lewat, malah diberi jalan sampai proses pemadaman itu tuntas,” ujarnya.

Mujiono mengatakan, waktu sangat penting bagi petugas damkar. Dia menegaskan bahwa batas waktu maksimal menuju lokasi kejadian sejak panggilan pertama antara 6,5 sampai 7 menit.

“Biasanya selambat-lambatnya 7 menit, tapi kalau sekarang dikurangi lagi setengah menit, jadi tinggal 6,5 menit,” katanya.

“Dan DPKP Surabaya itu terbagi atas lima rayon jadi kalau ada kejadian kebakaran atau penyelamatan akan dipanggil berdasarkan rayon terdekat," ujarnya.

“Tapi, kalau kejadiannya cukup besar biasanya kita menggunakan unit gabungan dari rayon-rayon lain, seperti kebakaran Grahadi kemarin,” kata Mulyono lagi.

2 Terduga Provokator Ditangkap

Sebagaimana diberitakan, Polda Jatim mengamankan dua orang terduga provokator dalam kerusuhan pembakaran Gedung Grahadi dan Mapolsek Tegalsari Surabaya.

Bangunan sisi Barat Gedung Grahadi dan Mapolsek Tegalsari Surabaya dibakar dan dijarah oleh kelompok tak dikenal pada Sabtu, 30 Agustus 2025, menjelang dini hari.

Akibatnya, dua bangunan cagar budaya tersebut hancur tidak tersisa.

“Ada dua orang pelaku yang mengaku mengarahkan atau mengajak massa kurang lebih 70 orang,” kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast pada 8 September 2025.

“Kita enggak tahu jumlah pastinya. Kita masih dalami apakah benar 70 orang atau lebih dari itu,” ujarnya lagi

Jules mengatakan, sebelum beraksi mereka sempat mengadakan pertemuan di sebuah warung kopi di salah satu kawasan di Surabaya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/12/08/175644078/kisah-di-balik-pemadaman-kebakaran-gedung-grahadi-damkar-massa-demo-beri

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com