Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rabosore, Komunitas Penjaga Nyala Sastra di Surabaya

Kompas.com, 4 Desember 2025, 15:04 WIB
Adinda Trisaeni Nur Sabrina,
Andi Hartik

Tim Redaksi

Generasi penerus

Dalam perjalanannya, Rabosore sempat beberapa kali vakum. Namun komunitas ini tidak pernah benar-benar hilang. Selalu ada generasi baru yang merasa cocok dengan suasananya, lalu mengambil peran secara alami untuk menjaga kegiatan tetap berjalan.

“Selama masih ada orang yang tertarik dengan sastra, Rabosore akan tetap hidup,” ujar Satria.

Saat ini, grup komunikasi komunitas berisi 70–80 orang, terdiri dari mahasiswa Unesa maupun peserta dari luar kampus. Tidak ada proses seleksi. Siapa pun yang ingin bergabung cukup hadir di kegiatan lapak atau menghubungi anggota yang ada di lokasi ketika lapak berlangsung.

Berbeda dengan komunitas literasi lain yang menggelar kelas atau forum khusus, Rabosore memilih cara paling sederhana, yakni lapakan. Buku digelar di atas tikar, orang datang dengan minat masing-masing.

“Format ini paling mudah dilakukan. Cukup tikar dan buku,” ujar Satria.

Baca juga: Pakar Teknologi Pendidikan Sebut Literasi AI Jadi Keterampilan Mendesak di Era Teknologi

Dari sanalah berbagai percakapan dari pengunjung dan anggota komunitas mengalir secara alami. Membahas alur sebuah buku, membicarakan tentang penulis buku, saling merekomendasikan buku, hingga perbincangan tentang relevansi buku terhadap perkembangan pemikiran mereka sehari-hari. Sifatnya yang spontan dan cair membuat lapakan menjadi ruang pertemuan yang hangat.

Buku-buku yang dibawa berasal dari koleksi pribadi anggota, kolektif komunitas, dan pinjaman dari perpustakaan prodi. Tidak ada kurasi khusus.

“Filternya datang dari pemilik buku. Kalau dia banyak membaca novel pop, ya otomatis buku yang dibawa condong ke sana,” tambahnya.

Baca juga: Generasi Muda Paling Aktif di Dunia Digital, tapi Literasi Keuangan Masih Rendah

Seiring meningkatnya antusiasme anak muda Surabaya terhadap kegiatan membaca di ruang publik, Rabosore juga mulai hadir di luar kampus. Komunitas ini beberapa kali diundang untuk membuka lapak di berbagai kegiatan, termasuk acara mahasiswa Universitas Airlangga dan kegiatan literasi di Taman Apsari, salah satu ruang terbuka yang kini kerap digunakan untuk aktivitas komunitas.

Di ruang publik seperti itu, Rabosore bertemu audiens baru. Ada yang sedang berjalan sore lalu berhenti karena penasaran, ada yang duduk sebentar, ada pula yang meminjam buku dan kembali pada pekan berikutnya.

Sabrilian Firdausa Sunarto, mahasiswa Pendidikan Matematika UINSA, adalah salah satu dari pengunjung tersebut.

“Awalnya cuma iseng lihat-lihat,” ujarnya.

Ketertarikannya tumbuh setelah melihat koleksi buku Rabosore yang berisi banyak terbitan lama.

“Penjaga lapaknya juga asyik banget yapping soal sastra Indonesia. Cocok buat yang suka bacaan klasik seperti aku,” katanya.

Kisah serupa datang dari Abby Yusuf, mahasiswa Psikologi Unesa, yang sudah mengenal Rabosore sejak semester satu. Ia pertama kali mengikuti diskusi rutin Rabosore di gedung FBS.

“Universitas tanpa buku dan lingkar diskusi, meskipun kecil, merupakan hal konyol,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa bisa terlibat dalam upaya memberdayakan pengetahuan adalah kehormatan baginya.

Meski tampak sederhana, kegiatan lapakan menyimpan tantangan tersendiri. “Bawa buku itu berat,” kata Satria, tersenyum.

Musim hujan juga sering membuat anggota harus mencari lokasi yang cukup aman untuk digelar.

Namun tantangan itu tidak mengurangi semangat para anggota.

“Setiap lapakan selalu punya ceritanya sendiri. Selalu berkesan,” ujar Satria.

Ketika ditanya apakah Rabosore merupakan komunitas yang istimewa, Satria menggeleng. Menurutnya, kegiatan membaca semacam ini mestinya menjadi hal yang lumrah, terutama di lingkungan mahasiswa.

“Kalau dianggap spesial justru miris, karena kegiatan seperti ini harusnya biasa saja,” ujarnya.

Faktanya, lapakan buku memang tidak banyak ditemukan. Kelangkaan itu membuat sebagian orang menganggap Rabosore sebagai hal yang unik, meski komunitas ini sendiri tidak pernah menempatkan diri secara istimewa.

Untuk ke depannya, Rabosore tidak menargetkan sesuatu yang besar. Tidak ada rencana mengembangkan struktur, memperluas scope, atau membuat program yang rumit.

“Ya tetap seperti ini. Ruang terbuka untuk umum, baca-baca buku, dan saling berbagi,” ujar Satria menutup perbincangan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau