Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Lumajang, Aldi Gendong Motor di Pundak demi Pulang ke Rumah

Kompas.com, 2 November 2025, 05:34 WIB
Miftahul Huda,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Bencana banjir yang menerjang Desa Kutorenon, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, membuat sebagian warga harus mengungsi.

Pasalnya, ketinggian genangan banjir sudah mencapai 1,5 meter dan membuat separuh tinggi rumah terendam air.

Namun, seorang warga, Aldi, memilih pulang ke rumahnya saat mengetahui desanya terendam banjir.

Saat hujan deras mengguyur Lumajang, Aldi berada di rumah temannya. Tiba-tiba, ia mendapat kabar bahwa desanya diterjang banjir.

Aldi pun langsung pulang ke rumah karena khawatir akan keselamatan keluarganya.

Baca juga: Banjir Lumajang Rendam Sekolah, Siswa Belajar Online

Di tengah perjalanan menuju rumahnya, ia harus dihadapkan dengan genangan air yang sudah setinggi 1 meter.

Tanpa pikir panjang, Aldi pun menggendong motor matic miliknya dengan cara diangkat ke atas pundak dan menyeberangi genangan air sejauh 100 meter.

Aldi dibantu tiga orang temannya yang menjaga keseimbangan motor yang sedang digendong di atas pundak.

Satu orang memegang motor pada bagian belakang dan dua orang lainnya memegangi motor di sisi kanan dan kiri.

Langkah Aldi sangat yakin saat mengarungi genangan banjir sejauh 100 meter.

"Mau pulang ke rumah, di sana belum banjir jadi mau pulang dulu takut rumahnya kebanjiran," kata Aldi sambil menggendong motor di pundaknya, Sabtu (1/11/2025).

Baca juga: Banjir Lumajang Meluas, Rumah Terdampak jadi 2.120

Setelah sampai di lokasi yang tidak tergenang banjir, Aldi langsung mengendarai motor miliknya untuk pulang ke rumah.

Sebelumnya, banjir merendam permukiman warga di Desa Kutorenon, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (1/11/2025) malam.

Kepala Desa Kutorenon Faisal Rizal mengatakan, banjir menggenangi permukiman warga di tiga RW.

"Sementara ini ada tiga RW yang terdampak, mulai RW 8 sampai 10, untuk jumlah KK masih kami lakukan pendataan," ucap Rizal.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Lumajang Yudhi Cahyono mengatakan, saat ini petugas tengah melakukan asesmen sambil mengevakuasi lansia dan anak-anak yang masih terjebak di dalam rumahnya.

Selain itu, logistik berupa makanan siap saji juga sudah mulai dikirimkan ke rumah-rumah warga yang penghuninya menolak dievakuasi.

Baca juga: Bupati Indah Ungkap Penyebab Banjir Lumajang, karena Petugas Terlambat Buka Pintu Air

"Saat ini tim masih menyisir melakukan evakuasi sambil asesmen dampak, untuk logistik makanan siap saji sudah mulai kami distribusikan sambil menunggu nasi bungkus yang masih dalam perjalanan," kata Yudhi.

Sampai artikel ini ditulis pukul 02.30 WIB, genangan air masih belum surut dengan ketinggian 1,5 meter.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau