Salin Artikel

Banjir Lumajang, Aldi Gendong Motor di Pundak demi Pulang ke Rumah

LUMAJANG, KOMPAS.com - Bencana banjir yang menerjang Desa Kutorenon, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, membuat sebagian warga harus mengungsi.

Pasalnya, ketinggian genangan banjir sudah mencapai 1,5 meter dan membuat separuh tinggi rumah terendam air.

Namun, seorang warga, Aldi, memilih pulang ke rumahnya saat mengetahui desanya terendam banjir.

Saat hujan deras mengguyur Lumajang, Aldi berada di rumah temannya. Tiba-tiba, ia mendapat kabar bahwa desanya diterjang banjir.

Aldi pun langsung pulang ke rumah karena khawatir akan keselamatan keluarganya.

Di tengah perjalanan menuju rumahnya, ia harus dihadapkan dengan genangan air yang sudah setinggi 1 meter.

Tanpa pikir panjang, Aldi pun menggendong motor matic miliknya dengan cara diangkat ke atas pundak dan menyeberangi genangan air sejauh 100 meter.

Aldi dibantu tiga orang temannya yang menjaga keseimbangan motor yang sedang digendong di atas pundak.

Satu orang memegang motor pada bagian belakang dan dua orang lainnya memegangi motor di sisi kanan dan kiri.

Langkah Aldi sangat yakin saat mengarungi genangan banjir sejauh 100 meter.

"Mau pulang ke rumah, di sana belum banjir jadi mau pulang dulu takut rumahnya kebanjiran," kata Aldi sambil menggendong motor di pundaknya, Sabtu (1/11/2025).

Setelah sampai di lokasi yang tidak tergenang banjir, Aldi langsung mengendarai motor miliknya untuk pulang ke rumah.

Sebelumnya, banjir merendam permukiman warga di Desa Kutorenon, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (1/11/2025) malam.

Kepala Desa Kutorenon Faisal Rizal mengatakan, banjir menggenangi permukiman warga di tiga RW.

"Sementara ini ada tiga RW yang terdampak, mulai RW 8 sampai 10, untuk jumlah KK masih kami lakukan pendataan," ucap Rizal.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Lumajang Yudhi Cahyono mengatakan, saat ini petugas tengah melakukan asesmen sambil mengevakuasi lansia dan anak-anak yang masih terjebak di dalam rumahnya.

Selain itu, logistik berupa makanan siap saji juga sudah mulai dikirimkan ke rumah-rumah warga yang penghuninya menolak dievakuasi.

"Saat ini tim masih menyisir melakukan evakuasi sambil asesmen dampak, untuk logistik makanan siap saji sudah mulai kami distribusikan sambil menunggu nasi bungkus yang masih dalam perjalanan," kata Yudhi.

Sampai artikel ini ditulis pukul 02.30 WIB, genangan air masih belum surut dengan ketinggian 1,5 meter.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/11/02/053403978/banjir-lumajang-aldi-gendong-motor-di-pundak-demi-pulang-ke-rumah

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com