Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Uji Sementara, Kualitas BBM di Jatim Sesuai Standar dan Tak Ada Kandungan Air

Kompas.com, 30 Oktober 2025, 16:09 WIB
Nugraha Perdana,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus menanggapi keluhan masyarakat terkait kendaraan yang mengalami brebet usai mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) di beberapa SPBU yang ada di Malang, Jawa Timur.

Pertamina mengklaim kualitas BBM di SPBU dalam kondisi baik, memenuhi standar, dan tidak ditemukan kandungan air.

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi, mengatakan bahwa pihaknya bersama Kementerian ESDM telah meninjau langsung SPBU 54.651.26 Asrikaton, Malang, pada Rabu (29/10/2025) malam. Peninjauan ini turut dihadiri oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.

Baca juga: Menteri Bahlil Sidak SPBU di Malang Setelah Keluhan Motor Brebet, Ini Hasilnya

"Kegiatan ini dilakukan untuk menindaklanjuti laporan masyarakat, sekaligus memastikan kualitas bahan bakar serta pelaksanaan standar operasional pelayanan di lapangan," ujar Ahad Rahedi pada Kamis (30/10/2025).

Menindaklanjuti arahan Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, Ahad mengatakan investigasi menyeluruh tengah dilakukan.

"Kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh konsumen yang mengalami ketidaknyamanan atas kejadian ini," katanya.

Baca juga: SPBU di Malang Disidak Bahlil, Pengelola Pastikan Kualitas Pertalite Standar Pertamina

Ahad menjelaskan, peninjauan di beberapa SPBU, termasuk di Gresik, Surabaya, dan Malang, juga telah dilakukan. Tim melakukan uji kualitas BBM melalui uji pasta air dan uji visual.

"Hasil uji di dua SPBU menunjukkan tidak ditemukan kandungan air dalam BBM, termasuk yang ada di Malang. Dari hasil pengujian, seluruh sampel menunjukkan kondisi baik dan memenuhi standar," katanya.

Ia menambahkan, prosedur pengecekan ini merupakan standar rutin yang dilakukan di setiap SPBU sebelum beroperasi.

"Prosedur ini juga rutin dilakukan di setiap SPBU sebelum operasional, termasuk SPBU-SPBU yang ada di Malang, dan sejauh ini dalam kondisi yang baik. Jadi seluruh SPBU melaksanakan kegiatan ini setiap hari sebelum penyaluran layanan ke masyarakat," katanya.

Sedangkan, untuk pasokan BBM untuk Malang sendiri berasal dari Terminal BBM Tuban dan Surabaya. Ahad memastikan bahwa berdasarkan hasil uji laboratorium, produk pertalite dari kedua terminal tersebut dalam kondisi sesuai dengan standar mutu yang berlaku.

Meski hasil uji awal dinyatakan aman, Ahad menyebut Pertamina Patra Niaga tetap melakukan investigasi lanjutan untuk memastikan kualitas pada seluruh jalur distribusi. Untuk pengujian parameter yang lebih spesifik, sampel akan dikirim ke laboratorium pusat dan membutuhkan waktu sekitar 5 hingga 10 hari kerja.

Terkait dugaan sabotase, ia mengatakan bahwa pihaknya belum bisa menyimpulkan dan perlu pendalaman. Pihaknya juga menjamin bahwa pengecekan kualitas BBM rutin dilakukan setiap hari di seluruh rantai distribusi, mulai dari kapal tanker, terminal, hingga SPBU.

Lebih lanjut, hingga Rabu (29/10/2025) kemarin, pihaknya telah menerima total 162 laporan keluhan kendaraan brebet di Jatim usai isi BBM di SPBU Pertamina. Laporan terbanyak berasal dari Bojonegoro sebanyak 59 laporan dan Tuban sejumlah 44 laporan.

"Untuk Malang Raya sendiri terdapat 4 laporan," ungkap Ahad.

Pihaknya berkomitmen memberikan kompensasi terukur bagi konsumen yang terbukti terdampak. Mekanismenya, masyarakat diminta melapor ke SPBU tempat pengisian terakhir atau posko layanan untuk dilakukan pengambilan sampel BBM di tangki kendaraan.

"Setelah itu kita dalami. Apa yang terdampak, ada proses validasi dari bengkel-bengkel, bahwa ini benar sebabnya, dan penyesuaian yang terjadi di kendaraan pelanggan, itu kuncinya, jadi ada mekanismenya," jelas Ahad.

"Bagi masyarakat yang ingin menyampaikan laporan, Pertamina menyediakan kanal resmi di SPBU terakhir tempat pembelian BBM atau menghubungi Pertamina Contact Center 135," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau