SAMPANG , KOMPAS.com - Siswa SDN Bunten Barat 3, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur harus belajar berdesakan di ruangan guru.
Sebab, seluruh bangunan ruang kelas telah ambruk dan rusak. Meski begitu, mereka tetap bersemangat merayakan Hari Santri.
Kepala Sekolah SDN Bunten Barat 3, Tika Kartika, mengatakan sekolahnya merayakan hari santri dengan berdoa dan bershalawat bersama puluhan murid dari kelas satu hingga kelas enam.
"Dalam memperingati santri ini, kami tetap semangat sambil berdoa semoga segera ada bantuan untuk sekolah," ujarnya, Rabu (22/10/2025).
Baca juga: Kebahagiaan 14.000 Guru Ngaji Banyuwangi Terima Insentif pada Momen Hari Santri
Pada musim hujan seperti saat ini, Tika mengaku siswa tidak bisa belajar di teras sekolah sehingga puluhan siswa dari semua kelas dijadikan satu di ruangan guru untuk belajar.
"Kalau kami tidak mengkondisikan dalam keadaan darurat ini, mau dikemanakan anak didik kami, kasihan. Ya mau tidak mau belajar jadi satu di ruangan guru," katanya.
Ia mengatakan, ruangan guru itu menjadi satu-satunya ruangan yang bisa digunakan. Sebab, ruangan lain telah ambruk dan rusak.
"Ruangan guru ini juga kondisinya sebetulnya sama, sudah rapuh dan rawan ambruk. Kami mau pindah ke rumah warga, di sini juga pemukiman juga berjauhan," ungkapnya.
Bahkan, jika hujan mengguyur cukup deras para siswa dipulangkan. Sebab ia khawatir bangunan tidak mampu menahan guyuran air hujan. Apalagi, hujan pada masa peralihan kerap disertai angin kencang.
Baca juga: Belasan Peserta Apel Hari Santri Nasional di Alun-alun Lamongan Pingsan
"Kalau hujan deras anak-anak kami pulangkan. Kami takut bangunan roboh," jelasnya.
Diketahui, SDN Bunten Barat 3 saat ini memiliki sebanyak 45 siswa dari kelas 1 hingga kelas 6. Bangunan kelas di sekolah itu sejak 5 tahun lalu mulai mengalami rusak dan ambruk.
Perlahan, kerusakan menjalar ke ruang kelas lain hingga menyisakan satu ruang milik para guru dan menjadi satu-satunya ruangan yang bisa digunakan untuk belajar siswa.
"Kami sudah laporkan ke dinas. Semoga bisa segera ada bantuan," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang