Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mbah Jirah Bahagia Rumah yang Ditempatinya Selama 30 Tahun Akan Direnovasi

Kompas.com, 13 Oktober 2025, 23:52 WIB
Sukoco,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com – Senyum bahagia tergambar jelas di wajah yang mulai renta di usianya yang ke 74 tahun, ketika Kompas.com menyambangi rumah berukuran 6 x 9 di Desa Kembangan, RT 2 RW 4, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Sinar matahari terlihat menembus sebagian ruang tengah yang berisi kursi tamu rotan yang kusam dan dipan dari bambu yang dipepetkan ke tembok sebelah Timur.

Sebagian  gentengnya terlihat mulai renggang karena sejumlah reng penyangga atap dari bambu terlihat rapuh.

“Saya pindah kesini sudah sejak tahun 1992 bersama anak saya yang berusia 6 tahun, setelah suami saya meninggal karena menderita asma,” ujar Mbah Jirah ditemui dirumahnya Senin (13/10/2025).

Baca juga: 2.000 Penderita Penyakit Akut di Magetan Ajukan Pengaktifan Kembali BPJS PBI

Mbah Jirah mengaku menempati rumah adiknya tersebut dari tukar guling warisan tanah dari orang tuanya karena bagian dia hanya tanah yang berada di bagian belakang tanpa memiliki rumah pada waktu itu.

“Bagian tanah saya di belakang. Adik saya almarhumah sudah punya rumah lagi sehingga saya disuruh menempati rumah yang di sini,” imbuhnya.

Baca juga: Monumen Soco dan Gerbong Kertapati: Jejak Kelam Sejarah PKI 1948 di Magetan

Mbah Jirah yang merupakan seniman anggota ketoprak Siswo Budoyo adalah seseorang yang multitalenta di bidang seni, karena dia bisa menari gambyong, menari jatilan hingga menari bedoyo dalam pembukaan pagelaran ketoprak.

Dia mengaku bertemu dengan Harjo Wiji Winoto, suaminya, di tobong ketoprak Siswo Budoyo yang kala itu merupakan grup ketoprak terbaik di Jawa Timur.

“Saya main ketoprak dengan suami itu sejak tahun 1965. Suami saya itu rool (tokoh utama) pagelaran ketoprak Siswo Budoyo. Kalau saya bisa main apa saja. Kadang bedoyo ya main juga sebagai lakon,” kenangnya.

Dari bermain ketoprak keliling di sejumlah wilayah Jawa Timur bersama suami, Mbah Jirah mengaku bisa membeli rumah dan sepeda motor di Desa Tinap. Namun rumah tersebut dijual untuk pengobatan suaminya yang mengidap penyakit asma akut.

”Ndak siang ndak malam kalau kambuh itu saya yang gendong ke rumah sakit untuk berobat. Akhirnya rumah kita jual untuk biaya pengobatan, sampai suami saya meninggal,” kenangnya.

Ditinggal suaminya, Mbah Jirah harus membanting tulang sebgai buruh tani, karena dia bertekat tidak kembali ke tobong ketoprak agar tidak selalu ingat sosok suaminya.

Meski tidak mudah mencari rejeki dari bekerja sebagai buruh tani, Mbah Jirah tak pernah absen untuk melakukan kegiatan sosial menjadi pemandi jenazah bagi warga di Desa Kembangan, Desa Tinap maupun desa di sekitar tempat tinggalnya.

Bahkan diusianya yang mendekati senja, Mbah Jirah tetap menjadi pemandi jenazah dengan sukarela.

"Pokoknya kalau dengar ada warga yang meninggal, saya langsung datang. Saya tidak pandang yang meninggal siapa, saya pasti mandikan,” ujarnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau