BANGKALAN, KOMPAS.com - Sejumlah koleksi di Museum Cakraningrat, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur hilang dicuri maling. Tak tanggung-tanggung, jumlah barang yang hilang mencapai 40 buah.
Salah satu keturunan Tjakraningrat, Jimhur Saros menyayangkan kejadian tersebut. Apalagi, aksi pencurian itu terjadi pada sejumlah peninggalan yang memiliki nilai sejarah dan edukasi yang penting.
"Jadi yang hilang itu ada tiga buah piring kuno peninggalan Dinasti Ming yang nilai rupiahnya mencapai miliaran serta gamelan peninggalan Tjakraningrat tahun 1970, serta lonceng," katanya, Senin (13/10/2025).
Baca juga: Sejarah Fragmen Arca Ganesha Koleksi Museum Kediri yang Hilang Saat Kerusuhan
Ia mengatakan, benda-benda kuno tersebut memiliki nilai sejarah yang bisa menjadi jendela edukasi peradaban masa lalu.
"Barang itu digunakan saat masa kerajaan Madura Barat di Bangkalan," katanya.
Ia juga meminta agar pencuri barang tersebut bisa segera mengembalikan barang-barang kuno itu.
"Siapa pun pencurinya, tolong segera kembalikan," ucap dia.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bangkalan, Eko Setiawan mengatakan, pihaknya sudah melaporkan kejadian itu ke Polres Bangkalan.
"Jadi kejadiannya itu sejak sebelum saya menjabat di sini dan sudah dilaporkan sejak bulan Agustus lalu," ujarnya.
Ia mengatakan, meski hanya tiga jenis benda yang hilang, jumlahnya mencapai puluhan item.
"Total 40 barang yang hilang berupa gamelan, lonceng dan piring kuno," ucap dia.
Baca juga: Fragmen Arca Ganesha Koleksi Museum Kediri Masih Hilang, Pengembalian Bisa Hubungi Nomor Ini
Kabid Kebudayaan Disbudpar Bangkalan, Hendra Gemma mengatakan, setiap hari ada petugas yang piket untuk menjaga museum. Namun, pada waktu sabtu dan minggu, museum libur.
"Memang selama ini tidak ada CCTV di sini," ujarnya.
Ia mengatakan, tidak ada tanda kerusakan di pintu masuk bagian depan maupun belakang. Namun, terdapat satu jendela samping yang terbuka.
"Kami juga tidak tau (keterlibatan orang dalam), kami serahkan semua proses ke polisi," kata dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang