KEDIRI, KOMPAS.com - Fragmen Arca Ganesha koleksi Museum Bhagawanta Bhari Kabupaten Kediri, Jawa Timur, hingga kini masih belum ditemukan.
Benda arkeologis itu hilang saat museum dirusak oleh sejumlah orang saat berlangsung aksi massa pada 30 Agustus 2025.
Padahal, artefak tersebut mempunyai nilai historis dan arkeologis yang tinggi, yaitu menjadi salah satu petunjuk tentang sejarah Kerajaan Kediri Kuno.
Baca juga: Fragmen Arca Ganesha Koleksi Museum Kediri Masih Hilang, Pengembalian Bisa Hubungi Nomor Ini
Kepala Bidang Sejarah dan Purbakala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Kediri, Eko Priyatno menjelaskan, bagi orang awam, secara fisik fragmen arca Ganesha itu tampak tidak bernilai karena bentuknya yang sudah tidak lengkap.
“Tetapi di baliknya (keberadaan arca Ganesha) sangat penting sekali dan merupakan kunci utama karena berkonteks dengan situs Babadan,” ujar Eko kepada Kompas.com, Rabu (3/9/2025).
Baca juga: Viral Pengembalian Benda Diduga Artefak Museum Bhagawanta Bhari Kediri, Faktanya Begini
Adapun Situs Babadan diduga merupakan peninggalan era Kerajaan Kediri Kuno pada abad ke-11 masehi. Lokasinya berada di arah selatan Situs Tondowongso di kecamatan yang sama. Sehingga, keberadaannya diduga masih terkait dengan Situs Tondowongso.
Eko yang juga seorang arkeolog ini menambahkan, penemuan arca tersebut bermula dari ekskavasi Situs Candi Babadan di Desa Sumbercangkring, Kecamatan Gurah, pada ekskavasi tahun 2009, setahun setelah penemuan Situs Tondowongso.
Saat itu, ekskavasi dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) yang kini berubah menjadi Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah Jawa Timur.
Ekskavasi itu menemukan sejumlah benda purbakala, namun belum terungkap fungsi atau konteks orientasinya. Hingga penemuan fragmen tersebut yang memperkuat dugaan para arkeolog.
"Bahwa Situs Babadan itu berorientasi atau berlatar belakang agama Hindu. Itu diketahui dari fragmen arca Ganesha itu. Makanya keberadaannya adalah kunci historis maupun arkeologis,” lanjutnya.
Eko juga meluruskan kabar yang beredar saat ini yang menyebut bahwa fragmen Arca Ganesha yang hilang tersebut merupakan arca yang menjadi landasan simbol atau logo Pemerintah Kabupaten Kediri.
“Bukan. Fragmen yang hilang bukan yang dipakai logo Kabupaten Kediri,” Eko menepis informasi yang beredar.
Menurut Eko, dari sisi masa, logo dan simbol Pemkab Kediri sudah ada jauh sebelum fragmen arca Ganesha itu ditemukan, yakni di tahun 50-an sedangkan penemuan fragmen tahun 2009.
Selain itu, dari sisi bentuk juga berbeda. Selama ini, menurut Eko, bentuk arca Ganesha cukup beragam, yakni ada arca Ganesha dengan posisi duduk ada juga arca Ganesha yang dalam posisi berdiri.
“Logo Pemkab Kediri itu mengambil inspirasi dari standing Ganesha sedangkan umumnya arca yang ditemukan dan beredar di Jawa Timur adalah arca Ganesha posisi duduk.” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, museum Bhagawanta Bhari turut menjadi sasaran perusakan oleh sekelompok orang saat berlangsung aksi massa pada Sabtu (30/8/2025).
Museum itu berada di kompleks perkantoran Pemkab Kediri, gedung DPRD.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang