SIDOARJO, KOMPAS.com - Pakar teknik sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Mudji Irmawan terlibat proses evakuasi dan pengangkatan runtuhan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.
Tidak hanya tim SAR gabungan, kehadirannya sebagai pakar konstruksi cukup sentral dalam proses pencarian korban dan pengangkatan runtuhan.
Sejak awal menganalisis kondisi bangunan mushala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Mudji mengatakan dengan tegas bahwa penyebabnya adalah kegagalan konstruksi.
Baca juga: Ahli Teknik Sipil ITS: Mushala Ponpes Al Khoziny yang Ambruk Terkoneksi dengan Bangunan Sekitar
Seluruh elemen bangunan, baik dari sisi balok, beton, maupun pelat yang runtuh sampai ke lantai dasar telah rusak.
Himawan akan melakukan perhitungan matang sebelum memasuki proses pengangkatan elemen struktur bangunan.
Sebab, bangunan mushala Ponpes Al Khoziny yang runtuh terhubung dengan bangunan di sekitarnya.
Bangunan sekitar yang dimaksud adalah salah satunya sisi selatan gedung lama bercat hijau. Untuk mengangkat puing bangunan, Mudji berpikir keras agar gedung tersebut tidak ikut roboh.
“Alhamdulillah semalam kami sudah melepas kolom yang tertabrak yang miring kolomnya. Bahkan cantolannya sudah kita lepas. Dan kita berani membongkar semuanya. Alhamdulillah semua selesai. Aman, kita lihat bangunannya masih berdiri dengan baik,” kata Mudji, Selasa (7/10/2025).
Baca juga: Sisa Tragedi Al Khoziny: Mimbar yang Berdiri, Bangunan Rata dengan Tanah, dan Bau Anyir Masih Terasa
Mudji memastikan, beberapa sisi gedung yang masih berdiri saat ini sudah dalam kondisi retak sebelum insiden tersebut terjadi.
Ini bukan akibat pengangkatan puing bangunan.
“Terperiksa retak-retak yang ada itu ternyata retak lama, sehingga kami bisa menyelesaikan pekerjaan pembongkaran ini dengan baik, rapi, tinggal pembersihan saja di bawah komando Basarnas,” kata dia.
Untuk menyelamatkan gedung yang sudah lama tersebut, Mudji menyanggah dengan material khusus. Terlebih, bangunan itu sejak awal tidak dilengkapi penyangga yang sesuai.
“Untuk menyelamatkan itu bangunannya roboh kita sanggah agar robohnya tidak menimpa bangunan existing. Jadi sudah yang sudah lama ini tidak ada penyanggah tambahan. Tidak ada,” ujar dia.
Hasilnya, dinyatakan aman. Bangunan tetap utuh meski beberapa sisi dipotong untuk memisahkan bangunan utama yang ambruk.
“Yang roboh kami sanggah supaya pada saat di getar itu tidak mempengaruhi gedung sebelah. Saya kira itu cukup aman dan berhasil sehingga Alhamdulillah semua bersih,” ucap dia.