Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Pakar Teknik Sipil ITS, Bantu Evakuasi Al Khoziny, sampai Pisahkan Bangunan Pondok dengan yang Ambruk

Kompas.com, 7 Oktober 2025, 14:45 WIB
Izzatun Najibah,
Icha Rastika

Tim Redaksi

SIDOARJO, KOMPAS.com - Pakar teknik sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Mudji Irmawan terlibat proses evakuasi dan pengangkatan runtuhan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.

Tidak hanya tim SAR gabungan, kehadirannya sebagai pakar konstruksi cukup sentral dalam proses pencarian korban dan pengangkatan runtuhan.

Sejak awal menganalisis kondisi bangunan mushala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Mudji mengatakan dengan tegas bahwa penyebabnya adalah kegagalan konstruksi.

Baca juga: Ahli Teknik Sipil ITS: Mushala Ponpes Al Khoziny yang Ambruk Terkoneksi dengan Bangunan Sekitar

Seluruh elemen bangunan, baik dari sisi balok, beton, maupun pelat yang runtuh sampai ke lantai dasar telah rusak.

Himawan akan melakukan perhitungan matang sebelum memasuki proses pengangkatan elemen struktur bangunan.

Sebab, bangunan mushala Ponpes Al Khoziny yang runtuh terhubung dengan bangunan di sekitarnya.

Bangunan sekitar yang dimaksud adalah salah satunya sisi selatan gedung lama bercat hijau. Untuk mengangkat puing bangunan, Mudji berpikir keras agar gedung tersebut tidak ikut roboh.

“Alhamdulillah semalam kami sudah melepas kolom yang tertabrak yang miring kolomnya. Bahkan cantolannya sudah kita lepas. Dan kita berani membongkar semuanya. Alhamdulillah semua selesai. Aman, kita lihat bangunannya masih berdiri dengan baik,” kata Mudji, Selasa (7/10/2025).

Baca juga: Sisa Tragedi Al Khoziny: Mimbar yang Berdiri, Bangunan Rata dengan Tanah, dan Bau Anyir Masih Terasa

Mudji memastikan, beberapa sisi gedung yang masih berdiri saat ini sudah dalam kondisi retak sebelum insiden tersebut terjadi.

Ini bukan akibat pengangkatan puing bangunan.

“Terperiksa retak-retak yang ada itu ternyata retak lama, sehingga kami bisa menyelesaikan pekerjaan pembongkaran ini dengan baik, rapi, tinggal pembersihan saja di bawah komando Basarnas,” kata dia. 

Untuk menyelamatkan gedung yang sudah lama tersebut, Mudji menyanggah dengan material khusus. Terlebih, bangunan itu sejak awal tidak dilengkapi penyangga yang sesuai. 

“Untuk menyelamatkan itu bangunannya roboh kita sanggah agar robohnya tidak menimpa bangunan existing. Jadi sudah yang sudah lama ini tidak ada penyanggah tambahan. Tidak ada,” ujar dia. 

Hasilnya, dinyatakan aman. Bangunan tetap utuh meski beberapa sisi dipotong untuk memisahkan bangunan utama yang ambruk.

“Yang roboh kami sanggah supaya pada saat di getar itu tidak mempengaruhi gedung sebelah. Saya kira itu cukup aman dan berhasil sehingga Alhamdulillah semua bersih,” ucap dia. 

Halaman:


Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau