BANGKALAN, KOMPAS.com - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur tak hanya harus mengurus Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) tetapi juga harus melakukan cek laboratorium pada air yang digunakan.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Makan Bergizi Gratis (MBG) Kabupaten Bangkalan, Bambang Budi Mustika mengatakan, pengecekan air perlu dilakukan secara berkala.
"Kami minta tolong pada SPPG, walaupun air yang digunakan itu dari galon, masih perlu juga di lakukan cek lab," ujarnya, Jumat (3/10/2025).
Baca juga: Dari 140 SPPG di Cianjur Hanya Empat Bersertifikat Higienis
Ia mengatakan, meski air yang digunakan berasal dari air mineral kemasan, pengecekan laboratorium perlu dilakukan.
Sebab, biasanya perusahaan air minum menggunakan satu sampel untuk dilakukan cek laboratorium.
Oleh karena itu, penggunaan air mineral dalam produksi makanan MBG masih perlu dilakukan. Apalagi, banyak kasus keracunan yang terjadi di sejumlah wilayah.
"Untuk mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan, pengecekan air bisa dilakukan secara berkala," katanya.
Pada pengecekan pertama, SPPG bisa membawa sampel air di laboratorium kesehatan Surabaya. Selanjutnya, pengecekan dilakukan di puskesmas terdekat.
"Untuk pemeriksaan awal di Surabaya, selanjutnya di puskesmas masing-masing. Itu pemeriksaan lab di puskesmas itu gratis. Mari dimanfaatkan demi menjaga kualitas," ucapnya.
Baca juga: Soal Ulat di Menu MBG MAN 3 Makassar, SPPG: Namanya Sayur Pasti Ada Ulat
Sebelumnya, sejumlah sekolah di Kabupaten Bangkalan mendapatkan menu MBG terkontaminasi ulat dan belatung.
Tak hanya itu, beberapa sekolah lain mendapatkan menu MBG yang sudah basi dan tidak layak konsumsi.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang