Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangkai Paus Balin Sepanjang 7 Meter Terdampar di Pantai Nglarap Tulungagung, Dibiarkan Terurai Alami

Kompas.com, 24 September 2025, 16:05 WIB
Slamet Widodo,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

TULUNGAGUNG, KOMPAS.com - Seekor paus "balin" sepanjang tujuh meter ditemukan mati terdampar di Pantai Nglarap Kabupaten Tulungagung Jawa Timur.

Sulitnya akses menuju lokasi, membuat bangkai mamalia laut dilindungi itu akhirnya dibiarkan membusuk secara alami di lokasi.

Bangkai mamalia laut raksasa itu, pertama kali dilihat oleh warga setempat ketika hendak beraktivitas, pada Senin (22/09/2025). Temuan tersebut lalu dilaporkan ke aparat setempat.

Bangkai ini sempat mengundang perhatian warga sekitar yang berdatangan ke lokasi untuk melihat secara langsung mamalia berukuran besar tersebut.

Baca juga: Bangkai Paus Biru Kerdil yang Terdampar di Pantai Temkuna Dagingnya Dipotong dan Diambil Warga

Laporan resmi juga telah diteruskan ke Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar guna mendapatkan penanganan sesuai prosedur.

Tim Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Tulungagung Joko Prasetyo, Rabu (24/09/2025) menjelaskan, bahwa paus balin termasuk jenis mamalia laut yang dilindungi.

Sehingga, seluruh proses penanganan bangkainya harus mengikuti standar operasional. Namun, kondisi geografis di sekitar pantai menjadi kendala utama.

“Paus ini terdampar di lokasi yang sulit diakses kendaraan berat. Upaya evakuasi dengan penggalian maupun menggunakan alat berat tidak memungkinkan karena akses jalan menuju pantai sangat terbatas."

Baca juga: Terseret Arus, Bangkai Paus Terdampar di Pantai Pulau Kunti Sukabumi

"Bahkan tenaga manual yang dikerahkan juga tidak mencukupi,” ungkap Joko Prasetyo di kawasan Pantai Nglarap.

Diperkirakan, Paus Balin tersebut sebelumnya sudah mati di tengah laut, lalu terbawa arus ombak hingga ke terdampar ke Pantai Nglarap.

"Wilayah perairan Pantai Nglarap bukan termasuk lintasan migrasi paus. Kemungkinan besar paus sudah mati di tengah laut, kemudian terbawa arus ombak laut," terang Joko.

Ketika petugas mendatangi lokasi setelah menerima laporan, kondisi ikan sudah mengeluarkan bau menyengat.

Guna evakuasi dari titik temuan, beberapa opsi seperti penguburan, pembakaran, maupun penenggelaman bangkai paus dinilai sulit dilakukan di lokasi tersebut.

Baca juga: Bangkai Paus Seberat 3 Ton yang Ditemukan di Karangasem Dikubur

"Kalau ditenggelamkan ke laut dan bagian perut paus pecah, khawatir akan mencemari ekosistim laut," sambung Joko.

Oleh karena itu, setelah melalui koordinasi dengan berbagai pihak serta situasi di lokasi, diputuskan untuk membiarkan proses penguraian bangkai berlangsung secara alami.

Agar ikan paus tidak kembali masuk ke laut terbawa ombak, bagian ekor paus diikat menggunakan tali.

“Karena letaknya jauh dari permukiman dan tidak mengganggu aktivitas warga, langkah yang paling memungkinkan adalah membiarkan bangkai paus ini terurai secara alami oleh alam."

"Proses penguraian diperkirakan memakan waktu sekitar dua pekan,” kata Joko.

Baca juga: Bangkai Paus 8,4 Meter Ditemukan di Pantai Hela Sabu Raijua NTT

Meski demikian, pihak berwenang mengimbau masyarakat agar tidak mendekati bangkai paus. Selain untuk menjaga keselamatan, langkah ini juga mencegah potensi penularan penyakit dari sisa-sisa tubuh mamalia laut tersebut.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau