Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Penutupan Mie Gacoan Kota Probolinggo

Kompas.com, 24 September 2025, 10:18 WIB
Ahmad Faisol,
Andi Hartik

Tim Redaksi

PROBOLINGGO, KOMPAS.com — Mie Gacoan, salah satu gerai restoran yang cukup populer di Kota Probolinggo, Jawa Timur, harus menutup sementara operasionalnya sejak Senin (22/9/2025).

Penutupan ini dilakukan oleh Pemerintah Kota Probolinggo sebagai langkah administratif untuk mengevaluasi kelengkapan dokumen perizinan usaha tersebut.

Dinas Satpol PP dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Probolinggo melakukan penyegelan dengan memasang banner penutupan di gerai Mie Gacoan.

Baca juga: Pemkot Probolinggo Tutup Mie Gacoan, Ini Alasannya

Di balik penutupan yang cukup mencolok dengan banner kuning yang dipasang di gerai Jalan Suroyo, terdapat kisah dari berbagai pihak yang berharap ada solusi terbaik.

Wali Kota Probolinggo Aminuddin menjelaskan bahwa penutupan ini bukanlah bentuk sanksi permanen, melainkan bagian dari mekanisme pengawasan dan penertiban usaha di wilayahnya. Aminuddin menegaskan langkah ini diambil demi menciptakan iklim investasi yang tertib, adil, dan berkelanjutan.

Baca juga: Mie Gacoan di Probolinggo Keberatan Ditutup, Mengaku Sudah Kooperatif

"Operasional dihentikan sementara mulai 22 September 2025 hingga paling lambat 21 Oktober 2025. Kami membuka ruang dialog dan pendampingan bagi pelaku usaha yang ingin melengkapi persyaratan izin," ujar Aminuddin, Senin (22/9/2025).

Menurut Aminuddin, selama proses evaluasi berlangsung, seluruh usaha di wilayah Kota Probolinggo, termasuk Mie Gacoan akan diawasi secara adil tanpa diskriminasi.

"Jika semua dokumen lengkap dalam waktu 30 hari, operasional restoran tersebut dapat kembali berjalan normal," tegas Aminuddin.

Namun, di balik langkah pemerintah, muncul keberatan dari pihak pengelola Mie Gacoan.

Corporate Communications Manager PT Pesta Pora Abadi, Purnama Aditya menyatakan bahwa perusahaan merasa keberatan dengan penutupan ini karena mereka menilai sudah menjalankan prosedur perizinan sesuai aturan.

“Ada upaya kooperatif dari awal, kami sudah menunjuk konsultan dan mengajukan semua dokumen yang diperlukan, termasuk Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dan Analisis Dampak Lalu Lintas (Amdalalin). Kami juga sudah menyampaikan surat keberatan sebelumnya,” ujar Adit saat dihubungi, Selasa (23/9/2025).

Adit menambahkan, penutupan ini berdampak besar terhadap sekitar 100 karyawan, mayoritas tenaga lokal, dan mitra ojek online yang melayani ratusan order harian. Pihaknya berharap ada solusi yang tidak memberatkan pihak pengelola dan mitra usaha.

Kendati demikian, manajemen Mie Gacoan mengklaim telah melakukan berbagai upaya untuk memenuhi ketentuan, termasuk memperluas lahan parkir di sekitar restoran. Mereka juga menilai, pengelolaan lahan parkir yang ditawarkan pemerintah justru akan membebani biaya operasional.

“Terkait pajak, kami rutin menjalankan kewajiban. Tidak ada masalah dari sisi keuangan,” tambah Adit.

Di lokasi, terlihat situasi sepi saat petugas dan pengelola menyusun meja dan kursi. Kendaraan pikap juga tampak bersiap mengangkut barang.

Keputusan pemerintah ini memunculkan berbagai reaksi dari masyarakat dan pelaku usaha. Bagi sebagian orang, penutupan sementara ini merupakan langkah penting untuk memastikan semua usaha berjalan sesuai ketentuan hukum. Bagi yang lain, terutama karyawan dan mitra, situasi ini menimbulkan kekhawatiran dan ketidakpastian ekonomi.

Sementara itu, di tengah pembatasan ini, dialog dan komunikasi tetap dibuka agar solusi terbaik bisa segera ditemukan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Surabaya
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Surabaya
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Surabaya
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Surabaya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau