Salin Artikel

Di Balik Penutupan Mie Gacoan Kota Probolinggo

PROBOLINGGO, KOMPAS.com — Mie Gacoan, salah satu gerai restoran yang cukup populer di Kota Probolinggo, Jawa Timur, harus menutup sementara operasionalnya sejak Senin (22/9/2025).

Penutupan ini dilakukan oleh Pemerintah Kota Probolinggo sebagai langkah administratif untuk mengevaluasi kelengkapan dokumen perizinan usaha tersebut.

Dinas Satpol PP dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Probolinggo melakukan penyegelan dengan memasang banner penutupan di gerai Mie Gacoan.

Di balik penutupan yang cukup mencolok dengan banner kuning yang dipasang di gerai Jalan Suroyo, terdapat kisah dari berbagai pihak yang berharap ada solusi terbaik.

Wali Kota Probolinggo Aminuddin menjelaskan bahwa penutupan ini bukanlah bentuk sanksi permanen, melainkan bagian dari mekanisme pengawasan dan penertiban usaha di wilayahnya. Aminuddin menegaskan langkah ini diambil demi menciptakan iklim investasi yang tertib, adil, dan berkelanjutan.

"Operasional dihentikan sementara mulai 22 September 2025 hingga paling lambat 21 Oktober 2025. Kami membuka ruang dialog dan pendampingan bagi pelaku usaha yang ingin melengkapi persyaratan izin," ujar Aminuddin, Senin (22/9/2025).

Menurut Aminuddin, selama proses evaluasi berlangsung, seluruh usaha di wilayah Kota Probolinggo, termasuk Mie Gacoan akan diawasi secara adil tanpa diskriminasi.

"Jika semua dokumen lengkap dalam waktu 30 hari, operasional restoran tersebut dapat kembali berjalan normal," tegas Aminuddin.

Namun, di balik langkah pemerintah, muncul keberatan dari pihak pengelola Mie Gacoan.

Corporate Communications Manager PT Pesta Pora Abadi, Purnama Aditya menyatakan bahwa perusahaan merasa keberatan dengan penutupan ini karena mereka menilai sudah menjalankan prosedur perizinan sesuai aturan.

“Ada upaya kooperatif dari awal, kami sudah menunjuk konsultan dan mengajukan semua dokumen yang diperlukan, termasuk Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dan Analisis Dampak Lalu Lintas (Amdalalin). Kami juga sudah menyampaikan surat keberatan sebelumnya,” ujar Adit saat dihubungi, Selasa (23/9/2025).

Adit menambahkan, penutupan ini berdampak besar terhadap sekitar 100 karyawan, mayoritas tenaga lokal, dan mitra ojek online yang melayani ratusan order harian. Pihaknya berharap ada solusi yang tidak memberatkan pihak pengelola dan mitra usaha.

Kendati demikian, manajemen Mie Gacoan mengklaim telah melakukan berbagai upaya untuk memenuhi ketentuan, termasuk memperluas lahan parkir di sekitar restoran. Mereka juga menilai, pengelolaan lahan parkir yang ditawarkan pemerintah justru akan membebani biaya operasional.

“Terkait pajak, kami rutin menjalankan kewajiban. Tidak ada masalah dari sisi keuangan,” tambah Adit.

Di lokasi, terlihat situasi sepi saat petugas dan pengelola menyusun meja dan kursi. Kendaraan pikap juga tampak bersiap mengangkut barang.

Keputusan pemerintah ini memunculkan berbagai reaksi dari masyarakat dan pelaku usaha. Bagi sebagian orang, penutupan sementara ini merupakan langkah penting untuk memastikan semua usaha berjalan sesuai ketentuan hukum. Bagi yang lain, terutama karyawan dan mitra, situasi ini menimbulkan kekhawatiran dan ketidakpastian ekonomi.

Sementara itu, di tengah pembatasan ini, dialog dan komunikasi tetap dibuka agar solusi terbaik bisa segera ditemukan.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/09/24/101826678/di-balik-penutupan-mie-gacoan-kota-probolinggo

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com