“Namun tidak melakukan reaksi karena mereka minoritas, tapi untung saja semuanya saling mengingatkan sehingga tidak terjadi hal-hal yang bersifat destruktif dan anarkis,” kata dia.
Baca juga: Polisi Tangkap 997 Orang Saat Aksi Ricuh di Jatim, 315 Jalani Proses Hukum
Nanang menyebut bahwa sebagian besar pelaku yang ditangkap saat kerusuhan aksi merupakan anak di bawah umur dan hanya ikut-ikutan.
“Dan ini juga kami sampaikan bahwa rata-rata kalau yang di bawah umur ini karena ikut-ikutan. Dan kemudian munculnya geng-geng motor ataupun geng-geng yang lain yang kalau saya lihat seperti mencari jati diri,” ucapnya.
Ia menduga bahwa anak di bawah umur atau ABH yang ikut aksi adalah korban provokasi dari paparan media sosial.
“Karena mereka, kalau kita lihat, gampang sekali terprovokasi. Karena belum menemukan suatu figur di dalam kelompok itu,” kata Nanang.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang