NGAWI, KOMPAS.com - Air Sungai Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, diduga tercemar. Tak hanya airnya yang berubah warna menjadi pekat dan bau menyengat, sejumlah ikan banyak ditemukan mati di pinggir sungai.
Perubahan warna air dan keluarnya bau menyengat dari Sungai Bengawan Solo dirasakan Rawi, warga Desa Karangtengah, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, yang tinggal di sekitar bantaran Bengawan Solo.
Rawi menuturkan, peristwa itu acapkali terjadi saat musim kemarau tiba.
Baca juga: Mayat di Bengawan Solo Kenakan Kemeja dan Celana Panjang, Kondisinya Masih Utuh
"Bila musim kemarau tiba memang seringkali air Sungai Bengawan Solo berwarna hitam pekat karena diduga buangan limbah," kata Rawi, Selasa (16/9/2025).
Rawi menduga, tercemarnya air Sungai Bengawah Solo tidak berasal di Kabupaten Ngawi. Sebab, sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Ngawi tidak ditemukan industri besar yang berisiko membuang limbah langsung ke sungai.
Baca juga: Mayat Tanpa Identitas Ditemukan Mengapung di Sungai Bengawan Solo, Sempat Dikira Boneka
Ia menduga, pencemaran itu disebabkan oleh pembuangan limbah dari pabrik-pabrik besar di wilayah Jawa Tengah seperti Solo, Sragen dan Karanganyar. Terlebih, di tiga wilayah itu banyak memiliki pabrik berskala besar.
Rawi mengatakan, pencemaran yang terjadi di Sungai Bengawan Solo berdampak terhadap ekosistem di sungai tersebut. Hal itu terlihat dari banyaknya ikan yang mati ditemukan di tepi sungai.
"Saat ini banyak ikan yang mati ditemukan di pinggir sungai karena airnya tercemar limbah,” jelas Rawi.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ngawi, Yuni Widayanti yang dihubungi terpisah menyatakan timnya segera melakukan investigasi terhadap dugaan adanya pencemaran air di Sungai Bengawan Solo.
Investigasi itu dilakukan dengan mengecek kualitas air untuk mengetahui seberapa tingkat cemaran pada aliran Sungai Bengawan Solo di wilayah Ngawi. Tak hanya itu, timnya akan berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo untuk memastikan kadar pencemaran sekaligus mencari solusi penanganan jangka panjang.
"Kami akan berkoordinasi dengan BBWS Bengawan Solo terkait masalah ini. Apalagi pencemaran ini sudah terjadi berulang kali," demikian Yuni.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang