Editor
Posisi pekarangan milik SA juga tidak menjadi jalan lalu lalang warga ke sawah.
"Misalnya ada warga yang mencari rumput, juga tidak lewat pekarangan SA. Lokasi rumahnya juga paling ujung di jalan buntu. Saya sendiri juga tidak pernah ke rumah SA," ujarnya.
Baca juga: Interogasi Pelaku Penyerangan di Kota Blitar, Polisi Ungkap Keberadaan Ladang Ganja
Anang sempat bertanya kepada istri SA soal tanaman ganja setelah polisi datang ke lokasi.
Istri SA, kata Anang, memang tahu suaminya menanam tanaman di pekarangan rumah.
Tapi, istri SA tidak tahu jenis tanaman apa yang ditanam suaminya.
"Istrinya sempat tanya ke SA, itu tanaman apa, katanya tanaman jamu. Lalu, ada tetangga dekat yang sudah tua sempat tanya soal tanaman itu ke SA, katanya tanaman cabai," katanya.
Menurut Anang, SA sebenarnya orangnya supel dalam pergaulan.
SA tidak pernah punya masalah dengan warga.
Hanya saja, SA memang jarang berada di rumah.
SA sering keluar kota karena bekerja sebagai sopir pengangkut sayur.
"Dia sopir sayuran, jarang ada di rumah. Dulu, dia juga penjual sayur," ujarnya.
Dikatakannya, SA merupakan pendatang.
Dia berasal dari Pujon, Kabupaten Malang dan menikah dengan perempuan dari Dusun Tirtomoyo.
"Dia tinggal di sini (Dusun Tirtomoyo) sekitar 2010. Istrinya orang sini. Sekarang anaknya sudah dua," katanya.
Baca juga: Imbau Warga Jaga Situasi Damai, Wali Kota Blitar Ingatkan Anarkisme Rugikan Masyarakat
Seperti diketahui, Satnarkoba Polres Blitar Kota masih mengembangkan kasus temuan ladang ganja di Dusun Tirtomoyo, Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar.