PAMEKASAN, KOMPAS.com - Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 29 Pamekasan yang beroperasi sejak 15 Agustus 2025 dianggap membantu ekonomi keluarga siswa.
Salah satu wali murid, Uswatun Hasanah mengatakan, adanya sekolah rakyat sangat membantu ekonomi keluarga, apalagi anaknya kini bisa bersekolah gratis dengan fasilitas memadai.
"Tentu sangat membantu ekonomi keluarga, ayahnya sudah meninggal beberapa tahun lalu," katanya, Selasa (2/9/2025).
Baca juga: Sekolah Rakyat Kini Juga Ajarkan Storytelling dan Personal Branding
Ia mengatakan, selama anaknya bersekolah di Sekolah Rakyat, tidak ada pungutan yang dibebankan kepadanya.
Meskipun demikian, Uswatun tetap mendatangi anak kandungnya saat hari Minggu untuk memberi uang.
Sebelum masuk ke Sekolah Rakyat, anak Uswatun Hasanah hidup bersama neneknya sejak ia menikah lagi.
Uswatun juga mengatakan, selama anaknya di Sekolah Rakyat, tidak ada keluhan yang disampaikan.
Bahkan, saat berkomunikasi via telepon, sang anak mengaku betah berada di asrama Sekolah Rakyat.
"Kami bersyukur dan senang dia bisa bersekolah seperti yang lain, malah bilang betah," katanya.
Baca juga: Guru Besar UNM: Sekolah Rakyat Jadi Pemutus Rantai Kemiskinan
Setelah anaknya masuk asrama, Uswatun mengaku kerap rindu. Oleh karena itu, ia mendatangi anaknya setiap Minggu.
Hal sama dirasakan Noviyanti, wali murid lainnya.
Anak semata wayangnya harus jauh dan berada di Sekolah Rakyat untuk bisa bersekolah.
"Kangen sudah pasti, tetapi mau bagaimana lagi, demi anak menuntut ilmu," katanya.
Dia merasa terbantu dengan adanya sekolah rakyat. Sekolah tanpa biaya ini sangat membantu perekonomian keluarga wali murid.
"Dia anak satu-satunya, setelah beberapa tahun suami saya meninggal dan menikah lagi," ucapnya.
Saat ini, suaminya bekerja sebagai kuli bangunan dengan pendapatan tidak menentu.
"Adanya Sekolah Rakyat sekali lagi sangat membantu ekonomi kami," tuturnya.
Noviyanti berharap, sekolah rakyat semakin maju. Sama seperti harapan orangtua siswa yang lain. Ia berterima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto karena adanya program ini.
Pendamping PKH Pamekasan, Magfiroh mengatakan, 100 persen siswa yang berada di Sekolah Rakyat merupakan hasil pencairan dari pendamping PKH.
"Kami mencari siswa Sekolah Rakyat tidak mudah dan kami pun menyesuaikan dengan DT SEN," katanya.
Sejak siswa tinggal di asrama, kata dia, banyak ucapan wali murid yang merespons positif terhadap Sekolah Rakyat.
"Terutama soal biaya yang gratis dirasa meringankan ekonomi keluarga" ucapnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang