Salin Artikel

Kata Orangtua di Pamekasan Setelah Anaknya Masuk Asrama Sekolah Rakyat Hampir 3 Pekan

Salah satu wali murid, Uswatun Hasanah mengatakan, adanya sekolah rakyat sangat membantu ekonomi keluarga, apalagi anaknya kini bisa bersekolah gratis dengan fasilitas memadai.

"Tentu sangat membantu ekonomi keluarga, ayahnya sudah meninggal beberapa tahun lalu," katanya, Selasa (2/9/2025).

Ia mengatakan, selama anaknya bersekolah di Sekolah Rakyat, tidak ada pungutan yang dibebankan kepadanya. 

Meskipun demikian, Uswatun tetap mendatangi anak kandungnya saat hari Minggu untuk memberi uang.

Sebelum masuk ke Sekolah Rakyat, anak Uswatun Hasanah hidup bersama neneknya sejak ia menikah lagi. 

Uswatun juga mengatakan, selama anaknya di Sekolah Rakyat, tidak ada keluhan yang disampaikan.

Bahkan, saat berkomunikasi via telepon, sang anak mengaku betah berada di asrama Sekolah Rakyat.

"Kami bersyukur dan senang dia bisa bersekolah seperti yang lain, malah bilang betah," katanya.

Setelah anaknya masuk asrama, Uswatun mengaku kerap rindu. Oleh karena itu, ia mendatangi anaknya setiap Minggu. 

Hal sama dirasakan Noviyanti, wali murid lainnya. 

Anak semata wayangnya harus jauh dan berada di Sekolah Rakyat untuk bisa bersekolah.

"Kangen sudah pasti, tetapi mau bagaimana lagi, demi anak menuntut ilmu," katanya.

Dia merasa terbantu dengan adanya sekolah rakyat. Sekolah tanpa biaya ini sangat membantu perekonomian keluarga wali murid.

"Dia anak satu-satunya, setelah beberapa tahun suami saya meninggal dan menikah lagi," ucapnya.

Saat ini, suaminya bekerja sebagai kuli bangunan dengan pendapatan tidak menentu.

"Adanya Sekolah Rakyat sekali lagi sangat membantu ekonomi kami," tuturnya.

Noviyanti berharap, sekolah rakyat semakin maju. Sama seperti harapan orangtua siswa yang lain. Ia berterima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto karena adanya program ini.

"Kami mencari siswa Sekolah Rakyat tidak mudah dan kami pun menyesuaikan dengan DT SEN," katanya.

Sejak siswa tinggal di asrama, kata dia, banyak ucapan wali murid yang merespons positif terhadap Sekolah Rakyat. 

"Terutama soal biaya yang gratis dirasa meringankan ekonomi keluarga" ucapnya. 

https://surabaya.kompas.com/read/2025/09/02/131422278/kata-orangtua-di-pamekasan-setelah-anaknya-masuk-asrama-sekolah-rakyat

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com