Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyusuri Perpustakaan Mini di Gang Sempit di Surabaya

Kompas.com, 12 Agustus 2025, 05:21 WIB
Izzatun Najibah,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Di kawasan Kampung Lawas Maspati, tepatnya di Kelurahan Bubutan, Surabaya, terdapat sebuah kedai unik bernama Oemah Tua Coffee and Library.

Kedai ini terletak sekitar 500 meter dari Monumen Tugu Pahlawan, tepat di Gang Jalan Maspati V.

Kawasan ini dikenal dengan pesona bangunan rumah tua yang memiliki arsitektur khas zaman kolonial Hindia Belanda.

Salah satu gang di kawasan tersebut, dengan lebar hanya sekitar 1,5 meter, menyambut pengunjung dengan pintu besi berwarna kuning dan senyum ramah warga setempat.

Baca juga: Perpustakaan Inklusi di Manggarai Timur NTT, Ruang Hidup Inspiratif

Meskipun banyak bangunan yang telah diperbarui catnya, kayu dan fondasi rumah-rumah di sana tetap terlihat kokoh.

Setelah berjalan sekitar 50 meter, pengunjung akan menemukan rumah khas tempo dulu yang berdinding tebal dan berwarna kuning pudar.

Di dalamnya, terdapat rak buku yang menyimpan sekitar 400 eksemplar buku dari berbagai genre, mulai dari filsafat hingga novel.

Di samping rak buku, terlihat mesin jahit jadul dan televisi balok, menciptakan suasana nostalgia bagi siapa saja yang mengunjunginya.

Baca juga: Dibakar atau Memudar? Misteri Hancurnya Perpustakaan Alexandria

Bintang Aditya (27), pemilik Oemah Tua Coffee and Library, menjelaskan bahwa rumah ini merupakan warisan dari neneknya yang dibangun pada tahun 1907 dan dulunya sempat digunakan sebagai tempat produksi sepatu.

"Keluarga juga bilang kalau sejarahnya rumah ini pernah menjadi tempat berkumpulnya pemuda-pemuda Surabaya untuk mempersiapkan kemerdekaan," ungkap Bintang.

Setelah kosong selama enam tahun, Bintang memutuskan untuk memanfaatkan rumah tersebut.

Baca juga: Komunitas Civitas Kotheka Hadapi Tekanan Polisi, Penolakan FPI hingga Perkara Politik untuk Berliterasi dan Dirikan Perpustakaan

"Awalnya pengin bangun rumah baca tapi butuh pemasukan juga untuk merawat rumah ini, akhirnya memutuskan sambil jualan kopi," katanya.

Meski tidak pernah menempuh pendidikan tinggi, Bintang memiliki kecintaan yang mendalam terhadap buku dan pernah aktif dalam komunitas pecinta literasi.

Buku-buku yang tersedia di Oemah Tua Coffee and Library sebagian merupakan koleksi pribadi Bintang dan sebagian lagi milik teman-temannya.

Meskipun pengunjung dapat membaca buku di tempat, Bintang belum memutuskan meminjamkan koleksi bukunya.

Perpustakaan mini di Oemah Tua Coffee and Library di Surabaya, Minggu (10/8/2025)KOMPAS.com/IZZATUN NAJIBAH Perpustakaan mini di Oemah Tua Coffee and Library di Surabaya, Minggu (10/8/2025)

"Saya takut buku yang selama ini dijaga dan dirawat kembali dalam kondisi rusak. Meski itu bagian dari risiko, saya lebih memilih menghindari daripada sakit hati," keluhnya.

Untuk mencegah kehilangan, Bintang memberikan stempel khusus bertulisan Oemah Tua di setiap halaman pertama buku.

"Sempat ada buku yang hilang. Dulu banyak tapi semakin berkurang sekarang soalnya mulai tak tata dan stempeli. Rencananya juga saya akan mendata secara digital," tuturnya.

Baca juga: Sulitnya Hidupkan Perpustakaan Desa

Selain menyediakan tempat membaca, Oemah Tua Coffee and Library juga menjual buku dari berbagai genre.

"Awalnya saya jadi reseller dari beberapa penerbit. Akhirnya antusiasme tinggi dan saya memutuskan untuk menjual bukunya di kedai," ungkap Bintang.

Bintang berharap koleksi bukunya semakin bertambah dan minat membaca masyarakat meningkat.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau