"Saya takut buku yang selama ini dijaga dan dirawat kembali dalam kondisi rusak. Meski itu bagian dari risiko, saya lebih memilih menghindari daripada sakit hati," keluhnya.
Untuk mencegah kehilangan, Bintang memberikan stempel khusus bertulisan Oemah Tua di setiap halaman pertama buku.
"Sempat ada buku yang hilang. Dulu banyak tapi semakin berkurang sekarang soalnya mulai tak tata dan stempeli. Rencananya juga saya akan mendata secara digital," tuturnya.
Baca juga: Sulitnya Hidupkan Perpustakaan Desa
Selain menyediakan tempat membaca, Oemah Tua Coffee and Library juga menjual buku dari berbagai genre.
"Awalnya saya jadi reseller dari beberapa penerbit. Akhirnya antusiasme tinggi dan saya memutuskan untuk menjual bukunya di kedai," ungkap Bintang.
Bintang berharap koleksi bukunya semakin bertambah dan minat membaca masyarakat meningkat.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang