Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pengasuh Panti Asuhan Rajut Harapan Anak-anak Korban Kekerasan

Kompas.com, 28 Juli 2025, 05:53 WIB
Fitri Anggiawati,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Hari telah gelap saat Kompas.com mengunjungi Panti Asuhan Mutiara Insan yang berlokasi di Kelurahan Taman Baru, Kecamatan Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (27/7/2025).

Di sebuah rumah bekas kos-kosan yang telah diwakafkan ke panti asuhan tersebut, beberapa anak usia sekolah tampak tengah belajar bersama pengasuh mereka, Reni Suwarsih. Sementara anak-anak yang usia lebih kecil tengah asyik bermain.

Reni memangku seorang bayi berusia 2,5 bulan yang juga merupakan anak asuhnya di panti asuhan tersebut. Reni tampak tenang, senyumnya teduh dihiasi hijab panjang.

"Panti asuhan mulai didirikan pada tahun 2019, awalnya kita sewa di Dadapan, Kecamatan Kabat," kata Reni mengawali ceritanya.

Baca juga: Menembus Batas Nasib, Kisah Anak Panti Asuhan di Kupang Menjadi Sarjana dan Guru

Sebelum panti asuhan berdiri, Yayasan Asa Insan Karomah yang menaungi Reni berfokus pada pelayanan kepada anak yatim dan dhuafa yang masih tinggal dengan keluarga masing-masing.

Yayasan tersebut mendatangkan guru secara gratis di titik-titik wilayah yang banyak ditinggali keluarga anak yatim atau dhuafa sebagai sasaran penyaluran donasi mereka dari donatur.

"Di perjalanan, kami melihat langsung kondisi anak-anak. Ada yang sering melihat orangtua bertengkar hingga depresi," tuturnya.

Baca juga: Menyalakan Harapan di Tengah Keterbatasan Rumah Kecil Panti Asuhan di Samarinda

Hal itu memacu keinginan yang telah lama diniatkan, yaitu mendirikan panti asuhan yang diharapkan dapat menjadi tempat para anak-anak korban kekerasan untuk berlindung.

Dengan didirikannya panti asuhan, Reni berharap para anak korban kekerasan dapat dipenuhi gizinya, dicukupkan perhatiannya, hingga pendidikan yang lebih tertata.

Niat telah bulat, namun Reni masih dihantui rasa ragu untuk memutuskan sesuatu hal yang besar. Hingga akhirnya, ia mendapatkan keyakinan dari datangnya seorang bayi pertama dari pasangan muda.

Seorang bayi yang saat itu kehadirannya dianggap sebagai sebuah kesalahan, bagi Reni adalah sebuah amanah yang harus dijalankannya.

"Awal kami mengontrak di Dadapan, Kecamatan Kabat, di sebuah rumah tipe 21," tutur sarjana komunikasi Universitas Terbuka Jember tersebut.

Namun, semua yang dihadapi tak semudah yang dibayangkan. Segala perizinan harus dilengkapi, hingga permasalahan tempat tinggal yang juga tak kalah rumit.

Sekitar empat tahun mengontrak, pemilik rumah ingin rumah tersebut dibeli oleh yayasan. Yayasan pun berencana membeli rumah tersebut, namun hingga waktu yang ditentukan, uang belum juga terkumpul sementara penjual terus mendesak agar rumah segera dibeli.

Desakan membuat dilematis, ingin membeli namun uang belum terkumpul, namun apabila menggunakan bank akan menjadi berkali-kali lipat lebih mahal, sementara jika memutuskan tak beli, ia tak tahu harus membawa anak-anak asuhnya ke mana.

"Tapi niat baik selalu Allah mudahkan. Di hari itu saya mendapatkan telepon dari pemilik kos bahwa kos akan dihibahkan kepada yayasan untuk digunakan sebagai panti asuhan," ujar Reni.

Baca juga: Balita di Samarinda Diduga Jadi Korban Kekerasan di Panti Asuhan, Kaki Penuh Luka dan Kepala Benjol

Kegetiran mengenai nasib anak-anak asuhnya seketika hilang, Reni membawa mereka semua ke tempat tinggal baru tersebut. Dan dengan uang yang ada, beberapa renovasi dilakukan.

Mulai dari daun pintu yang keropos hingga tembok yang berjamur, diperbaiki agar anak-anak dapat tinggal dengan nyaman dan sehat.

"Dan beberapa bulan kami tinggal di sini pada 2023, bayi yang menjadi amanah pertama kami, akhirnya diambil oleh orangtuanya saat usia empat tahun dan kini telah kembali sebagai keluarga," tuturnya.

Baca juga: Pemimpin Panti Asuhan yang Cabuli 5 Anak di Deli Serdang Jadi Tersangka

Kini, total anak asuh di Panti Asuhan Mutiara Insan sebanyak 13 anak, terdiri dari tiga anak berusia SMA, satu anak usia SMP, dan sisanya SD, balita serta terkecil berusia 2,5 bulan.

Para anak asuh mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah dekat lokasi panti asuhan, dan sebagian besar mendapatkan potongan untuk pembayaran keperluan sekolahnya.

Reni mengakui bahwa saat masa pendaftaran sekolah adalah masa yang lebih "ngoyo" ketimbang masa-masa lainnya, dan panti asuhan harus lebih mengatur kembali ritme keuangan mereka.

Sementara itu, terkait prestasi, Reni tak menampik bahwa latar belakang anak-anak asuhnya sebagai keluarga broken home, kurang perhatian, dan miskin mempengaruhi kondisi belajar.

"Kemampuan belajar beda dari anak-anak pada umumnya, tidak ada yang menonjol tapi mereka punya bakat," ujarnya.

Reni mencontohkan, salah seorang anak asuhnya memiliki bakat untuk mengotak-atik sesuatu dan memecahkan teka-teki dan Reni cukup membebaskan sang anak bereksplorasi serta mengembangkan rasa ingin tahunya, yang berpengaruh juga pada kondisi mental sang anak.

Meski begitu, ia juga terus memotivasi anak-anak tidak hanya belajar hingga tingkat SMA, salah satunya ketika ada bakti sosial mahasiswa, ia meminta para mahasiswa untuk menyelipkan pesan pentingnya belajar..

Sehingga para anak yang awalnya hanya ingin lulus SMA dan segera bekerja agar mendapatkan uang untuk hidup, dapat terbuka pemikirannya.

"Pendidikan menjadi kunci mereka untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya serta keluarganya. Kami berharap kami bisa melihat anak-anak kami sukses di masa depan," ucapnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau