Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Main UNO dan Sepak Bola Jadi Jurus Murid SRMA Atasi "Homesick"

Kompas.com, 20 Juli 2025, 17:52 WIB
Nugraha Perdana,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Minggu pertama di asrama menjadi masa adaptasi krusial bagi murid baru Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 22 Kota Malang. Untuk mencegah kebosanan dan potensi konflik, para murid memanfaatkan waktu luang dengan berbagai permainan, mulai dari sepak bola hingga kartu UNO.

Kegiatan tersebut dinilai efektif membangun keakraban dan menciptakan kenyamanan antar sesama murid. Setelah sepekan menjalani rutinitas berasrama, banyak murid mulai merasa betah.

“Saya sudah nyaman di sini, tidak ada lagi pikiran kangen keluarga. Di sini saya jadi lebih disiplin, salat bisa lima waktu, dan makanannya bergizi, ada buah dan sayur yang bagus,” ujar Ayu Safira Hidayat (16), salah satu murid, Minggu (20/7/2025).

Ayu menambahkan bahwa di kamar asrama, murid perempuan kerap bermain bersama. “Di kamar ada yang bawa UNO, catur, dan ular tangga. Biasanya kami main bareng-bareng di kamar,” katanya.

Baca juga: Sekolah Rakyat di Bangkalan Minim Peminat, Bupati Cari Siswa Putus Sekolah

Dalam proses adaptasi, Ayu sempat mengalami demam ringan. Namun, hal itu segera tertangani oleh pihak sekolah. “Kemarin sempat demam, tapi sekarang sudah tidak apa-apa. Kalau sakit, lapor ke guru dan langsung diberi obat,” ungkapnya.

Hal serupa juga dirasakan oleh Muhammad Ilham Zahuri (19). Ia menyebut suasana di asrama cukup menyenangkan karena banyak teman dan konsumsi yang layak.

“Alhamdulillah, enak di sini. Banyak teman, masalah konsumsi juga sip,” kata Ilham.

Menurut Ilham, waktu luang setelah salat Ashar hingga menjelang Magrib menjadi momen pelepas penat. “Paling banyak main sepak bola,” ujarnya.

Kebijakan kunjungan keluarga setiap akhir pekan juga memberi pengaruh besar terhadap kenyamanan murid. “Awal-awal memang kangen, tapi lama-lama terbiasa. Kunjungan keluarga jadi penyemangat,” tutur Ilham.

Kepala Sekolah SRMA 22 Kota Malang, Rahmah Dwi Norwita Imtihana, membenarkan bahwa permainan seperti sepak bola efektif menyalurkan energi murid, khususnya laki-laki.

“Gesekan itu ada karena mereka saling mengenal dan kadang energi mereka tidak terkuras. Anak cowok tenaganya ekstra. Kemarin dibelikan bola saja mereka sudah senang. Semenjak itu, setiap sore setelah kamar bersih, mereka boleh main bola,” jelas Rahmah.

Meski kini suasana lebih kondusif, Rahmah mengakui beberapa murid sempat mengalami tantangan awal berupa demam ringan hingga rasa rindu rumah. Ia menyebut hal itu bagian dari proses adaptasi.

“Anak-anak SMA ini kan mungkin tidurnya lebih malam. Di sini, jam sembilan malam wajib tidur dan jam empat pagi harus bangun. Tubuh mereka beradaptasi, akhirnya ada yang demam,” ujarnya.

Untuk penanganan kesehatan ringan, pihak sekolah menyediakan obat-obatan. Namun, jika ada keluhan yang tidak membaik seperti flu atau sakit gigi, murid akan dirujuk ke puskesmas terdekat.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau